Catatan Denny JA: Mengapa Diperlukan Teori Baru Sosiologi Tentang Agama dan Spiritualitas di Era Artificial Intelligence?
- Penulis : Krista Riyanto
- Minggu, 16 Februari 2025 17:35 WIB

Otoritas keagamaan yang dulu terpusat kini semakin terbuka dan tersebar, memungkinkan individu untuk mengeksplorasi berbagai tafsir agama tanpa harus bergantung pada institusi keagamaan bentuk lama.
Selain itu, buku ini menyoroti bagaimana agama tidak hanya berfungsi sebagai sistem kepercayaan tetapi juga sebagai dokumen peradaban yang menyimpan nilai-nilai budaya, etika, dan spiritualitas yang bisa dinikmati oleh siapa saja, termasuk mereka yang tidak beragama.
Dengan pendekatan ini, agama dapat menjadi sarana untuk membangun masyarakat yang lebih toleran, inklusif, dan selaras dengan perkembangan zaman, tanpa kehilangan esensi makna spiritualnya.
Di bagian akhir, buku ini juga menghubungkan the so called “Teori Denny JA” dengan isu pembangunan berkelanjutan yang dipromosikan Perserikatan Bangsa- Bangsa.
Secara keseluruhan, buku ini mengekspresikan renungan dengan benang merah yang perenial, yang substansial:
“Ketika dunia berubah, cara manusia mencari makna hidup pun ikut berubah. Yang abadi ternyata bukanlah bentuknya, tetapi pencariannya.”***
16 Februari 2025
CATATAN
(1) Beberapa buku yang saya tulis, yang menjadi dasar dari 7 fondasi teori itu, antara lain:
Denny JA: Menjadi Indonesia Tanpa Diskriminasi: Data, Teori, dan Solusi. Jakarta: Inspirasi.co, 2014.