DECEMBER 9, 2022
Buku

Pengantar Denny JA Untuk Buku 65 Puisi Esai: Kesaksian Zaman (2025)

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

-000-

Maka pertanyaannya bukan mana yang lebih baik. Keduanya adalah cara untuk menjaga ingatan tetap hidup.

Tetapi jika ada kisah yang harus segera diceritakan, jika ada peristiwa yang tidak boleh menunggu hingga menjadi catatan sejarah resmi, maka puisi esai adalah jawabannya.

Baca Juga: Merekam Sejarah yang Luka Dalam Sastra: Pengantar Denny JA Untuk Buku Puisi Esai Yang Menggigil Dalam Arus Sejarah

Karena sejarah bukan hanya apa yang terjadi dulu. Sejarah adalah apa yang masih terjadi sekarang.

-000-

Di sepanjang sejarah, puisi sering dianggap sebagai medium untuk mengekspresikan keindahan bahasa dan renungan batin. 

Baca Juga: Pengantar dari Denny JA Untuk Buku Puisi Esai "Yang Luput dari Jantung Sejarah" Karya Irsyad Mohammad

Namun, dalam buku ini, puisi bukan sekadar estetika. Ia adalah catatan sejarah yang bernyawa, testimoni atas tragedi yang terlupakan, dan suara bagi mereka yang tak punya panggung dalam narasi besar dunia.

Buku ini menampilkan berbagai topik sosial, politik, dan kemanusiaan. Yang menulis bukan hanya oleh  penyair, tetapi juga wartawan, akademisi, aktivis, dosen, dan berbagai profesi lain. 

Inilah esensi puisi esai: memberi ruang bagi siapa saja untuk mencatat kenyataan melalui seni kata, menjadikan sastra sebagai alat demokrasi, bukan hanya milik elite sastra.

Baca Juga: Inilah Pengantar Buku Imam Qalyubi “Analisis Semiotik, Linguistik dan Intertekstualitas Terhadap 15 Puisi Esai Denny JA”

Dari sekian banyak kisah, ada banyak dalam puisi esai yang mewakili keragaman buku ini

Halaman:

Berita Terkait