DECEMBER 9, 2022
Internasional

Hikmahanto Juwana: Amerika Serikat Manfaatkan Israel untuk Serang Iran

image
Hikmahanto Juwana. (Instagram @hikmahanto juwana)

ORBITINDONESIA.COM - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana berpendapat bahwa Amerika Serikat (AS) memanfaatkan Israel sebagai proksi (perwakilan) untuk menyerang Iran.

Hikmahanto kepada ANTARA di Jakarta, Kamis, 19 Juni 2025, mengatakan, AS memiliki dua alasan untuk menyerang Iran. Iran dianggap sebagai kekuatan di belakang Hamas, Hezbollah, Houthi yang menyerang Israel.

Alasan kedua adalah program pengembangan nuklir Iran yang dikhawatirkan akan digunakan untuk menyerang Israel.

Baca Juga: Dubes Mohammad Boroujerdi: Iran Siap Bantu Proses Evakuasi Warga Negara Indonesia

Hal tersebut juga dapat dilihat dari pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai perundingan kesepakatan nuklir Iran, khususnya pengayaan uranium di Iran.

“Hanya saja kalau Amerika Serikat melakukan serangan langsung ke Iran, tentu ini tidak mempunyai basis hukum dan juga bahwa yang dilakukan oleh AS ini akan menjadi kritikan masyarakat internasional,” kata Hikmahanto.

Dia pun menilai akan terjadi perang dunia ketiga jika AS benar-benar menyerang Iran.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ujung Perang Israel Lawan Iran, Perang Tak Henti atau Solusi Dua Negara?

Meski begitu, menurut Hikmahanto, masih ada satu hal untuk mencegah perang, terutama agar AS tidak menyerang Iran, yaitu dengan kekuatan rakyat.

“Kalau rakyat di mana-mana mereka demo dan lain sebagainya, itu nanti akan diviralkan, akhirnya takut juga Trump untuk tidak melakukan itu (menyerang Iran),” ujar Hikmahanto

Presiden Donald Trump mengatakan kepada para pejabat senior AS bahwa dia telah menyetujui rencana untuk menyerang Iran, tetapi belum memberikan perintah final tentang pelaksanaannya.

Baca Juga: IAEA: Fasilitas Nuklir Iran di Natanz dan Isfahan Rusak Serius, Tapi Situs Fordow Aman

Trump masih menunggu langkah Iran untuk menghentikan program nuklirnya, dan mengincar fasilitas pengayaan uranium bawah tanah Fordow milik Iran. Namun untuk menyerang fasilitas yang memiliki sistem pertahanan yang sangat dalam itu, diperlukan senjata paling kuat.

Halaman:

Berita Terkait