Pengantar Denny JA Untuk Buku 65 Puisi Esai: Kesaksian Zaman (2025)
- Penulis : Arseto
- Rabu, 16 April 2025 09:20 WIB

-000-
Sejarah resmi hanya mencatat apa yang dianggap penting oleh penguasa. Tapi puisi esai membuka pintu bagi mereka yang suaranya tidak pernah didengar.
Di dalamnya, ada kisah para buruh yang mati tanpa nama, para petani yang dirampas tanahnya, para korban perang yang terlupakan.
Di dalamnya, ada keadilan yang tidak pernah mereka dapatkan di dunia nyata. Tetapi setidaknya, dalam puisi, dalam kata-kata, mereka tetap hidup, mereka tetap dikenang.
Karena sejarah bukan hanya tentang kejadian. Sejarah adalah tentang ingat dan lupa. Dan selama puisi esai masih ditulis, kita belum lupa.
Dan jika kita belum lupa, mereka masih ada.
-000-
Karakter puisi esai menyerupai genre sastra yang lebih tua: historical fiction, tapi tetap ada perbedaannya.
Sejarah bukan hanya catatan yang tertulis dalam buku. Ia berdenyut dalam ingatan manusia, dalam luka yang belum sembuh, dalam kisah-kisah yang tetap dibisikkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Namun, bagaimana kita menuliskannya agar tetap hidup?
Ada dua cara yang sering dipilih dalam sastra untuk mengabadikan sejarah. Historical fiction, yang menunggu waktu hingga sejarah cukup jauh untuk diceritakan ulang dalam kisah-kisah panjang yang kaya akan detail.