Catatan Denny JA: Mengapa Semakin Penting Agama Bagi Populasi di Suatu Negara, Semakin Tinggi Korupsi di Negara Itu?
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 04 Maret 2025 19:30 WIB

Namun, studi ini tidak berhenti di situ. Untuk memastikan bahwa perbedaan ini bukan hanya terjadi secara umum tetapi memiliki pola yang lebih spesifik, dilakukan Uji Games-Howell sebagai analisis lanjutan.
Hasilnya mengungkapkan sesuatu yang menarik: perbedaan signifikan hanya terjadi antara negara dengan religiositas tinggi dibandingkan dengan dua kelompok lainnya.
Artinya, negara dengan religiositas rendah dan sedang tidak memiliki perbedaan yang berarti dalam hal kebersihan pemerintahan. Tetapi begitu religiositas mencapai level yang sangat tinggi, pola yang muncul adalah pemerintahan yang lebih korup.
Saya juga menggunakan data set kedua. Jika yang pertama adalah indeks CPI tahun 2009, yang kedua indeks CPI tahun 2023, data terbaru yang bisa diakses ketika riset ini dibuat.
Apa hasilnya? Tak banyak beda. Jika dengan data CPI tahun 2009, nilai korelasi Pearsonnya 0,604, dengan data CPI tahun 2023, nilai korelasinya 0,646. Bahkan di tahun 2023, korelasinya menguat secara negatif.
Sementara analisa Anova One way nya di tahun 2023 sama dengan set data di tahun 2009.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Perempuan Menjadi Nahkoda Kapalnya Sendiri, 89 Tahun NH Dini
Di atas kertas, angka-angka ini hanyalah hasil statistik. Namun di baliknya, ada pertanyaan yang lebih besar, yang menyentuh inti dari peradaban modern: mengapa korelasi ini muncul? (4)
Mengapa negara-negara yang secara agama mengagungkan nilai kejujuran justru lebih sering tersandung korupsi?
Mengapa agama, yang seharusnya menjadi benteng moral, justru sering kali hadir di negara-negara dengan indeks transparansi yang buruk?
Baca Juga: Catatan Denny JA: Menyambut Peluncuran Buku Puisi Esai Negara Dalam Gerimis Puisi Karya Isti Nugroho
-000-