DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Mengapa Semakin Penting Agama Bagi Populasi di Suatu Negara, Semakin Tinggi Korupsi di Negara Itu?

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Tahun 2018, seorang uskup di Brasil ditahan karena menyelewengkan dana gereja. Dana yang seharusnya untuk kaum miskin digunakan untuk kemewahan pribadinya. (2)

Di Indonesia yang mayoritasnya Muslim tak pula kalah. Di negeri yang setiap napasnya mengandung doa, tempat agama diagungkan di setiap pidato, justru lembaga yang seharusnya menjaga kesucian itu menjadi sarang korupsi.

Pada tahun 2011, KPK mengumumkan bahwa Kementerian Agama adalah kementerian paling korup di Indonesia.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Mengapa Diperlukan Teori Baru Sosiologi Tentang Agama dan Spiritualitas di Era Artificial Intelligence?

Mereka yang mengutip ayat-ayat suci, yang memimpin doa dalam rapat, yang berbicara tentang kejujuran dari mimbar ke mimbar, ternyata tangan mereka juga yang mencuri.

Dana haji, pengadaan Al-Qur’an, bahkan jabatan di lingkungan Kemenag, semuanya diperjualbelikan. (3)

-000-

Baca Juga: Catatan Denny JA: Perempuan Menjadi Nahkoda Kapalnya Sendiri, 89 Tahun NH Dini

Masalahnya ini tidak terjadi kasus per kasus. Saya membuat analisa statistik atas 111 negara di seluruh dunia. Dua set dari dua variabel dicarikan korelasinya.

Pertama, dataset dari Gallup Poll di tahun 2009 mengenai persentase seberapa penting agama bagi populasi di negara itu. Kedua, dataset dari Transparency International untuk tahun yang sama (2009), soal indeks korupsi di negara itu.

Saya gabungkan data itu melalui analisa korelasi Pearson. Detail mengenai ini akan dijelaskan kemudian. Hasilnya: -0,604.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Menyambut Peluncuran Buku Puisi Esai Negara Dalam Gerimis Puisi Karya Isti Nugroho

Artinya, semakin penting agama di satu negara, berkorelasi negatif dengan kebersihan pemerintahnya dari kasus korupsi.

Halaman:

Berita Terkait