DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Khotbah Filsafat Hidup Lewat Lagu, Inspirasi Film Bob Dylan A Complete Unknown (2024)

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Like a Rolling Stone bukan sekadar lagu. Ia adalah elegi bagi mereka yang jatuh dari singgasana, bagi mereka yang kehilangan nama, bagi mereka yang tiba-tiba harus berdiri sendirian di tengah jalanan yang asing.

Dylan memulai lagu ini dengan gambaran masa lalu yang gemilang. Ada seseorang yang dulu berpakaian indah, berjalan angkuh di jalanan kota, melempar koin kepada para gelandangan seperti dewa yang menurunkan belas kasihnya.

Saat itu, dunia seolah dalam genggamannya. Tak ada yang berani meragukan kekuasaannya. Ia tertawa ketika orang-orang memperingatkannya, menganggap mereka hanya orang bodoh yang tak mengerti takdirnya. 

Baca Juga: Pencarian Identitas, dan Burung Gagak Ingin Menjadi Merak: Pengantar dari Denny JA Untuk Buku Puisi Esai Mahwi Air Tawar

Baginya, keberuntungan adalah hak, sesuatu yang tak akan pernah pudar. Namun waktu, seperti biasa, memainkan perannya.

Hari-hari penuh kemewahan itu berakhir. Kini, ia tak lagi bicara dengan suara lantang. Tak ada lagi kebanggaan yang tersisa.

Ia harus berjuang hanya untuk menemukan sesuap makanan. Dulu, semua pintu terbuka untuknya. Kini, bahkan jalan pun terasa begitu asing.

Baca Juga: Menulis Ulang Perjuangan Perempuan dalam Sastra: Pengantar Dari Denny JA Untuk Buku Puisi Esai Gunawan Trihantoro

Dylan lalu melontarkan pertanyaan yang menikam:

Bagaimana rasanya? Bagaimana rasanya berdiri sendiri, tanpa arah pulang, tanpa satu pun orang yang mengenalmu, seperti batu yang terus berguling tanpa akar?

Tidak ada tempat untuk kembali. Tidak ada tangan yang terulur. Dunia yang dulu mengeluk-elukkan namanya kini tak lagi peduli.

Baca Juga: Inilah Pengantar dari Denny JA Untuk Buku Culture and Politics in Sumatra and Beyond

Dulu, kau berpakaian begitu indah
Melemparkan sekeping koin kepada para gelandangan di masa jayamu.

Halaman:

Berita Terkait