Catatan Denny JA: Khotbah Filsafat Hidup Lewat Lagu, Inspirasi Film Bob Dylan A Complete Unknown (2024)
- Penulis : Krista Riyanto
- Minggu, 02 Maret 2025 10:27 WIB

Ini kisah tentang pencipta yang menuliskan sejarah dengan petikan gitar dan lirik yang lebih tajam dari pedang.
-000-
Film ini digarap oleh James Mangold, sutradara yang berulang kali menangkap pergulatan batin manusia dalam layar lebar. Ia pernah menghidupkan kisah Johnny Cash dalam Walk The Line (2005).
Namun A Complete Unknown bukan biopik biasa. Ini bukan sekadar kronologi kehidupan Dylan. Film ini seperti mozaik: kepingan-kepingan kegelisahan, pemberontakan, dan metamorfosis seorang penyanyi folk menjadi ikon budaya yang tak tertebak.
Timothée Chalamet memerankan Dylan dengan subtilitas yang mencengangkan. Ia tidak sekadar meniru gestur atau suara, tapi menangkap esensi Dylan. Yaitu sikapnya yang selalu ingin lari dari label apa pun yang diberikan dunia kepadanya.
Chalamet memerankan Dylan seperti Rami Malek memerankan Freddie Mercury. Terasa seni perannya begitu mendalam hingga batas antara aktor dan karakter mengabur. Ia pun dinominasikan untuk Aktor Terbaik Oscar 2025.
Bob Dylan datang ke New York pada awal 1960-an seperti seorang musafir yang berjalan tanpa peta. Ia hanya membawa gitar dan hasrat yang membara dalam dirinya.
Ia bukan siapa-siapa. Seorang pemuda kurus dari Minnesota yang suaranya serak, gitarnya sederhana, dan namanya pun bukan asli.
Robert Allen Zimmerman memilih membuang identitas lamanya, menamai dirinya Bob Dylan. Ini sebuah nama yang kelak mengubah sejarah musik dan sastra dunia.
Baca Juga: Inilah Pengantar dari Denny JA Untuk Buku Culture and Politics in Sumatra and Beyond
Tapi sebelum dunia mengenalnya, ia datang dengan satu tujuan: menemui Woody Guthrie. Ini raja folk yang sakit keras, terbaring di rumah sakit dengan tubuh yang tak lagi bertenaga, tetapi jiwanya tetap bernyanyi.