In Memoriam Ignes Kleden: Ikhtiar Mengintegrasikan Puisi ke Dalam Gerakan Sosial
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 22 Januari 2024 19:01 WIB
Dan pada larik berikutnya,
Saijah, akang!/
Tanpa petunjuk dan jejak yang nyata/
Tembang cintaku yang berdebu/
Mencari kamu.(10)
Kisah tentang Saijah yang pindah mencari kerja di Sumatera, perjumpaan Adinda dengan seorang bapak dari balai desa yang ramah dan berduit, bagaimana Adinda mau dirayu untuk diantar naik bus oleh bapak tersebut, bermalam di Karawaci dan akhirnya mengalami perkosaan di tempat penginapan, semuanya ditulis dalam sajak, sehingga tanpa catatan kaki apa pun seorang pembaca segera merasakan suasana dan kondisi sosial yang menjebak Adinda dalam rindunya kepada Saijah.
Dengan singkat, catatan kaki hanyalah teknik yang tidak merupakan bagian konstitusional dari sajak yang ditulis.
Bagi seorang pembaca seperti saya, percobaan oleh Denny JA adalah langkah untuk mengintegrasikan puisi dalam suatu Gerakan sosial baru di Indonesia. Langkah ini telah di ambil dengan kesadaran penuh oleh penulisnya, termasuk risiko yang mungkin timbul: dalam pertimbangan literary criticism.
Ada dua segi yang terlihat di sini: integrasi Gerakan sosial ke dalam puisi Indonesia, dan integrasi puisi ke dalam gerakan sosial baru.