Literasi Informasi: Jembatan Emas Menuju Masyarakat Cerdas dan Mandiri
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Kamis, 05 Juni 2025 00:37 WIB

Oleh Hj. Ainia Shalichah Arief Rohman*
ORBITINDONESIA.COM - Tulisan ini merupakan materi yang saya sampaikan dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Literasi Informasi yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Blora pada hari Rabu, 4 Juni 2025 baru-baru ini.
Bimtek ini menjadi ruang dialog yang penting, di mana kita bersama-sama menyadari bahwa literasi informasi bukan hanya tentang kemampuan membaca dan mencari data, tetapi tentang bagaimana kita menyaring kebenaran dan memaknai pengetahuan di tengah arus informasi digital yang melimpah.
Baca Juga: Pentingnya Pelatihan Jurnalistik di Sekolah untuk Meningkatkan Budaya Literasi
Di era sekarang, manusia dituntut tak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pengelola informasi yang cakap dan bertanggung jawab. Literasi informasi menjadi bekal utama dalam menghadapi kompleksitas zaman yang terus bergerak cepat. Ia bukan sekadar keterampilan tambahan, melainkan fondasi kokoh untuk membangun kecerdasan kolektif masyarakat.
Literasi informasi tidak cukup dipahami sebagai kemampuan mencari data semata. Lebih dalam dari itu, ia adalah kesadaran kritis untuk mengenali kapan informasi dibutuhkan, bagaimana cara mendapatkannya, dan sejauh mana informasi itu dapat dipertanggungjawabkan.
UNESCO bahkan menekankan hubungan erat antara literasi informasi dengan semangat belajar sepanjang hayat. Sebab, setiap langkah pembelajaran dimulai dari gerbang informasi yang terbuka lebar.
Baca Juga: Duta Baca Indonesia Gol A Gong dan Denny JA Foundation Gelar Safari Literasi di Kuningan Jawa Barat
Kemampuan mengevaluasi dan menggunakan informasi secara etis menjadi penting dalam era ketika hoaks dan bias informasi menyebar lebih cepat dari kebenaran. Pemustaka, sebagai pencari informasi aktif, harus dibekali keterampilan ini agar tidak tersesat di tengah lautan data yang tak bertepi. Literasi informasi adalah tameng sekaligus kompas—penjaga nalar dan penunjuk arah menuju kebenaran.
Perpustakaan memegang peran vital dalam ekosistem literasi informasi. Ia bukan lagi sekadar ruang hening penuh rak buku, melainkan pusat pengetahuan aktif yang mendorong transformasi digital dan sosial. Melalui program pelatihan, penyediaan akses informasi terpercaya, serta fasilitasi komunitas literasi, perpustakaan menjadi garda depan pemberdayaan masyarakat berbasis informasi.
Generasi muda, khususnya Generasi Z, adalah kelompok yang paling rentan dan sekaligus paling berpotensi dalam medan informasi digital. Mereka tumbuh bersama teknologi, namun tak semua dibekali kemampuan untuk memilah informasi yang valid.
Baca Juga: Satupena Sumatra Barat Akan Selenggarakan Festival Literasi Minangkabau Internasional IMLF ke-3
Tanpa literasi informasi, generasi ini mudah terjebak dalam narasi manipulatif atau menjadi korban propaganda digital. Maka, literasi informasi harus ditanamkan sejak dini sebagai bagian dari pendidikan karakter dan kewargaan.