Karut Marut Infrastruktur Jalan Perlu Pembenahan Sebelum Terapkan Zero ODOL
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 01 Juli 2025 13:46 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Penerapan kebijakan Zero ODOL (Over Dimension Overloading) membutuhkan perbaikan dan standarisasi kelas jalan. Tanpa penyesuaian infrastruktur jalan, implementasi Zero ODOL akan sulit dan berpotensi menimbulkan masalah baru.
Semua pihak pasti setuju terhadap kebijakan Zero ODOL yang bertujuan untuk menghilangkan praktik kendaraan pengangkut barang yang melebihi kapasitas muatan dan dimensi yang diizinkan.
Namun, implementasi kebijakan Zero ODOL tersebut hingga saat ini masih terkendala. Salah satunya karena kondisi jalan yang belum memadai, khususnya di daerah-daerah yang menjadi sentra produksi atau distribusi barang.
Baca Juga: Menteri PU Dody Hanggodo: Zero ODOL Belum Bisa 100 Persen Dilakukan Saat ini
Dalam acara Focus Group Discussion (FGD) “Mencari Solusi Penerapan Zero ODOL 2026” yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) baru-baru ini, Direktur Eksekutif Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Budi Wiyono, menyampaikan beberapa masalah yang harus diselesaikan terlebih dulu sebelum Zero ODOL ini benar-benar diterapkan.
Salah satunya, menurut dia, adalah adanya perbedaan signifikan antara daya dukung jalan di Indonesia dengan standar internasional, yang membuat penerapan Zero ODOL ini menjadi tantangan tersendiri.
Karenanya, dia menyarankan perlu adanya penyesuaian aturan terkait kelas jalan dan Jembatan Timbang (JBI) agar sesuai dengan kapasitas jalan dan standar Zero ODOL. “Jika ini tidak diperbaiki, Zero ODOL bisa menyebabkan peningkatan biaya logistik, karena membutuhkan lebih banyak truk untuk mengangkut barang yang sama,” ujarnya.
Baca Juga: Pemerintah Mau Benahi Truk ODOL, Aptrindo Tegaskan Harus Ada Roadmap yang Jelas
Dia mengutarakan infrastruktur dan kelas jalan di Indonesia itu banyak yang tidak standar. Artinya, belum disesuaikan dengan perkembangan sistem angkutan secara internasional. “Sebenarnya, kita sudah pernah sampaikan ini ke Bappenas, di mana jalan di Indonesia itu harus ditata. Standar gandar itu harus sesuai dengan perkembangan teknologi,” tuturnya.
Jadi, lanjutnya, kerusakan jalan itu karena memang jalan tidak standar dan kenyataannya seperti itu. Di Eropa saja, menurutnya, mereka sudah menggunakan single tires untuk mengurangi beban.
“Kita harus menyesuaikan seperti itu seharusnya. Jadi, sebenarnya kita juga perlu standar angkutan barang untuk di jalan itu apa. Truk untuk mengangkut minuman, angkutan pertanian, itu kan kita gak ada standar,” tukasnya.
Baca Juga: Segudang PR Pembenahan ODOL: Dari Hulu ke Hilir, Indonesia Butuh Roadmap yang Jelas
Di acara serupa, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Gemilang Tarigan menegaskan bahwa desain kendaraan yang dipakai di Indonesia itu umumnya berasal dari Eropa dan Amerika.