Riset LSI Denny JA: Gebrakan Prabowo Subianto, Antara Gagasan Besar dan Kesiapan Tata Kelola Pemerintahan
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 11 Maret 2025 09:24 WIB

Di tengah hiruk-pikuk birokrasi yang berbelit, India menemukan terobosan. Aadhaar, sistem identitas digital terbesar di dunia, mengubah cara negara ini melayani rakyatnya.
Sebelum Aadhaar, banyak warga miskin di desa-desa terpencil tidak memiliki identitas resmi. Mereka hidup dalam bayang-bayang, tak bisa mengakses bantuan sosial, layanan kesehatan, bahkan membuka rekening bank.
Pemerintah India meluncurkan Aadhaar pada 2009. Setiap warga diberikan nomor identitas unik berbasis biometrik: sidik jari, pemindaian retina, dan data wajah.
Baca Juga: LSI Denny JA: Presiden Prabowo Subianto Capai Puncak Popularitas Usai Dilantik
Dalam waktu kurang dari satu dekade, lebih dari 1,3 miliar orang telah terdaftar. Negara yang dahulu dipenuhi dokumen fisik kini bergerak menuju digitalisasi penuh.
Dampaknya luar biasa. Korupsi dalam distribusi bantuan sosial berkurang drastis. Dana yang sebelumnya bocor ke tangan perantara kini langsung masuk ke rekening penerima.
Petani mendapatkan subsidi tanpa calo. Pekerja informal bisa membuka rekening bank tanpa harus menyuap pejabat lokal. Aadhaar menjadi pintu menuju inklusi keuangan bagi miliaran orang.
Namun, Aadhaar bukan tanpa kritik. Kekhawatiran soal privasi dan keamanan data muncul. Apakah negara terlalu berkuasa dengan akses terhadap informasi pribadi setiap warga? Apakah sistem ini bisa disalahgunakan?
Di sinilah letak dilema peradaban digital. Aadhaar adalah cermin masa depan, ketika teknologi bisa menjadi alat pemberdayaan, atau justru alat kontrol yang mengekang.
India memilih melompat. Dunia memperhatikan.
Baca Juga: Inilah Analisis LSI Denny JA tentang Pemenang Pilkada di Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
-000-