DECEMBER 9, 2022
Nasional

Inilah Analisis LSI Denny JA tentang Pemenang Pilkada di Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur

image
Logo LSI Denny JA dengan Founder Denny Januar Ali. (istimewa)

ORBITINDONESIA.COM - LSI Denny JA melakukan survei pada tanggal 16 - 22 Oktober 2024 di tiga provinsi yakni Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), dan DKI Jakarta.

Survei LSI Denny tersebut untuk mengetahui peta elektabilitas antara pasangan Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) yang terafiliasi Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus) dengan Cagub dan Cawagub yang terafiliasi dengan PDI Perjuangan.

Dalam rilis yang diterima pada Rabu, 30 Oktober 2024, survei LSI Denny JA ini menggunakan metode Multi Stage Random Sampling, melibatkan wawancara tatap muka dengan 800 responden di masing-masing provinsi dan memiliki margin of error sekitar plus-minus 3,5 persen.

Baca Juga: LSI Denny JA: Tingkat Kepuasan Gen Z terhadap Jokowi 85,9 Persen

Survei tersebut menunjukkan pasangan yang didukung KIM Plus unggul di Jateng dan Jatim, tetapi mereka bersaing ketat dengan pasangan yang didukung PDI Perjuangan di DKI Jakarta.

Di Jateng, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin memimpin dengan elektabilitas 46,8 persen, sementara pasangan lawannya, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, meraih 28,2 persen. Sebanyak 25 persen responden belum menentukan pilihan.

Di Jatim, pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak unggul signifikan dengan perolehan 65,8 persen. Posisi kedua ditempati pasangan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta dengan 24,5 persen, sementara pasangan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim memperoleh 1 persen. Sisanya yakni 8,7 persen, belum menentukan pilihan.

Baca Juga: LSI Denny JA: 89 Persen Pendukung Prabowo -Gibran Puas dengan Presiden Jokowi

Situasi di DKI Jakarta lebih kompetitif. Pasangan KIM Plus, Ridwan Kamil-Suswono, mendapat elektabilitas 37,4 persen, berimbang dengan pasangan PDI Perjuangan, Pramono Anung-Rano Karno (Si Doel), yang memperoleh 37,1 persen. Pasangan independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, meraih 4,0%m persen, sementara 21,5 persen responden belum menentukan pilihan.

Berdasarkan temuan di atas, LSI Denny JA menjelaskan alasan pasangan yang didukung koalisi besar seperti KIM Plus tidak unggul signifikan di DKI Jakarta.

Setidaknya ada beberapa alasan menurut LSI Denny JA.

Baca Juga: Pilkada Riau 2024, LSI Denny JA: Elektabilitas Abdul Wahid-SF Hariyanto Tertinggi, Jauh Meninggalkan Pesaing Mereka

Pertama, mesin partai KIM Plus kurang efektif di Jakarta. Banyak pemilih PKS, Golkar, PKB, Demokrat, PPP, dan Nasdem cenderung memilih pasangan Pramono Anung-Rano Karno daripada pasangan yang diusung partai mereka sendiri.

"Sebaliknya, PDI Perjuangan lebih solid karena mayoritas anggotanya mendukung pasangan ini," tulis LSI Denny JA.

Menurut lembaga survei tersebut, hal ini menjadi pekerjaan besar bagi Ridwan Kamil - Suswono. Mengapa pemilih dari partai pengusungnya sendiri, Golkar (Ridwan Kamil) dan PKS (Suswono), lebih banyak memilih Pramono dan Rano Karno. Ada jarak yang lebar antara keputusan elit partai dan massa partai.

Baca Juga: Pilkada Riau 2024, LSI Denny JA: Abdul Wahid Pilihan Tertinggi Sebagai Calon Gubernur

Kedua, pasangan Ridwan Kamil-Suswono kurang diterima oleh komunitas Betawi. Rano Karno dengan kisah “Si Doel” lebih menempel di memori pemilih Betawi.

Ketiga, popularitas Ridwan Kamil sebanding dengan Rano Karno, dengan angka 97 persen bagi keduanya, yang berarti tidak ada keunggulan signifikan dalam hal pengenalan figur. Untuk kasus Jakarta, Cagub Pramono banyak didongkrak oleh Cawagubnya.

Lantas mengapa Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak unggul di Jatim?

Baca Juga: Pilkada Riau 2024, LSI Denny JA: SF Hariyanto Pilihan Tertinggi Sebagai Calon Wakil Gubernur

Berkaitan dengan temuan itu, LSI Denny JA menerangkan, keunggulan pasangan Khofifah-Emil di Jatim disebabkan beberapa faktor.

Pertama, tingkat kepuasan terhadap kinerja Khofifah sebagai gubernur incumben mencapai 88,1 persen.

"Semua petahana selalu punya peluang untuk menang kedua kalinya, kecuali jika kinerjanya buruk. Beruntung bagi Khofifah, di mata pemilih, kinerjanya dianggap berhasil," tulis rilis tersebut.

Baca Juga: Pilkada Riau 2024, LSI Denny JA: Abdul Wahid dan SF Hariyanto Kandidat Paling Disukai

Kedua, popularitas Khofifah mencapai 98 persen jauh di atas Tri Risma yang berada di angka 73,5 persen. 

Berdasarkan keterangan LSI Denny JA, Risma memang menjadi tokoh nasional dengan menjadi menteri di era Jokowi. Ia juga pernah menjadi Wali Kota Surabaya.

Namun, provinsi Jatim memiliki 29 kabupaten dan 9 kota. Surabaya hanya sebagian kecil dari Jawa Timur. Khofifah sebagai petahana gubernur sudah menjelajah lebih jauh di teritori Jatim secara keseluruhan.

Baca Juga: Pilkada Riau 2024, LSI Denny JA: Dukungan Abdul Somad ke Abdul Wahid dan SF Hariyanto Beri Pengaruh 68,3 Persen

Ketiga, mesin politik KIM Plus terlihat lebih solid di Jatim karena basis pemilih partai mengikuti arahan koalisi. Selain itu, pasangan Khofifah-Emil juga mendapat limpahan dukungan dari pemilih PDI Perjuangan dan PKB.

"Ini juga pekerjaan rumah bagi Tri Rismaharini. Pemilih PDIP selaku partai pendukungnya justru lebih banyak memilih Khofifah," demikian tulis LSI Denny JA.

Keempat, dari 14 daerah pemilihan (dapil), Khofifah unggul di 12 dapil, kalah hanya di dapil I (Kota Surabaya) dan dapil II (Sidoarjo).

Baca Juga: Pilkada Riau 2024, LSI Denny JA: Tingkat Kepuasan Kepada Syamsuar Rendah

Kelima, posisi Khofifah sebagai Ketua PP Muslimat NU memainkan peran penting dalam mendulang suara dari kalangan Nahdliyin.

Terakhir, mengapa Ahmad Luthfi unggul di Jateng?

Keunggulan Ahmad Luthfi di Jateng juga dapat dijelaskan oleh beberapa faktor. Pertama, popularitas Ahmad Luthfi tertinggi, mencapai 72 persen, dibandingkan popularitas Andika Perkasa yang 58,7 persen.

Baca Juga: LSI Denny JA: Presiden Prabowo Subianto Capai Puncak Popularitas Usai Dilantik

"Andika adalah tokoh nasional. Namun bagi pemilih Jawa Tengah, tentu saja banyak elit di sana yang mengenalnya. Tapi banyak wong cilik yang di desa-desa yang belum mendengar namanya," menurut LSI Denny JA.

Kedua, mesin politik KIM Plus bekerja efektif, terlihat dari loyalitas pemilih partai-partai dalam koalisi.

Ketiga, dari 13 dapil di Jawa Tengah, Ahmad Luthfi unggul di 11 dapil, kalah hanya di dapil I (Kota Semarang) dan dapil VIII (Magelang, Kota Magelang, dan Boyolali).

Baca Juga: Hasil Survei LSI dan Poltracking Berbeda di Pilkada Jakarta 2024 Inilah Penegasan Burhanuddin Muhadi dan Saiful Mujani

Keempat, Ahmad Luthfi diuntungkan oleh pengalamannya memimpin Polda Jawa Tengah, yang memperkuat kedekatannya dengan masyarakat setempat.

Kelima, mayoritas pemilih Prabowo-Gibran cenderung memilih pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin.

LSI Denny JA menuliskan, hasil survei ini memberikan gambaran ringkas dan komprehensif mengenai persaingan antara KIM Plus dan PDI Perjuangan di Jateng, Jatim, dan DKI Jakarta.

Baca Juga: Pilkada Jawa Tengah 2024, LSI Denny JA: Ahmad Luthfi-Taj Yasin 46,8 Persen, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi 28,2 Persen

Di Jateng dan Jatim, pasangan yang didukung KIM Plus unggul berkat popularitas calon, kekuatan mesin partai, dan dukungan dari basis pemilih yang loyal.

Namun, di DKI Jakarta, meskipun pasangan KIM Plus tetap kompetitif, tantangan dari soliditas PDI Perjuangan dan popularitas tokoh-tokoh seperti Rano Karno menyebabkan persaingan yang ketat.

"Dengan satu bulan tersisa sebelum pilkada, peta politik di ketiga wilayah ini akan terus dinamis, dan setiap strategi baru dari kedua koalisi dapat memengaruhi hasil akhir," ujarnya.

"Satu bulan tersisa menuju pilkada, panggung politik di tiga wilayah ini seperti permainan catur tanpa jeda. Setiap langkah strategi, setiap manuver, memiliki kekuatan untuk mengubah pemenang di akhir babak," tutup LSI Denny JA.***

Berita Terkait