Inilah Analisis LSI Denny JA tentang Pemenang Pilkada di Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
- Penulis : M. Ulil Albab
- Rabu, 30 Oktober 2024 16:58 WIB
ORBITINDONESIA.COM - LSI Denny JA melakukan survei pada tanggal 16 - 22 Oktober 2024 di tiga provinsi yakni Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), dan DKI Jakarta.
Survei LSI Denny tersebut untuk mengetahui peta elektabilitas antara pasangan Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) yang terafiliasi Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus) dengan Cagub dan Cawagub yang terafiliasi dengan PDI Perjuangan.
Dalam rilis yang diterima pada Rabu, 30 Oktober 2024, survei LSI Denny JA ini menggunakan metode Multi Stage Random Sampling, melibatkan wawancara tatap muka dengan 800 responden di masing-masing provinsi dan memiliki margin of error sekitar plus-minus 3,5 persen.
Baca Juga: LSI Denny JA: Tingkat Kepuasan Gen Z terhadap Jokowi 85,9 Persen
Survei tersebut menunjukkan pasangan yang didukung KIM Plus unggul di Jateng dan Jatim, tetapi mereka bersaing ketat dengan pasangan yang didukung PDI Perjuangan di DKI Jakarta.
Di Jateng, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin memimpin dengan elektabilitas 46,8 persen, sementara pasangan lawannya, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, meraih 28,2 persen. Sebanyak 25 persen responden belum menentukan pilihan.
Di Jatim, pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak unggul signifikan dengan perolehan 65,8 persen. Posisi kedua ditempati pasangan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta dengan 24,5 persen, sementara pasangan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim memperoleh 1 persen. Sisanya yakni 8,7 persen, belum menentukan pilihan.
Baca Juga: LSI Denny JA: 89 Persen Pendukung Prabowo -Gibran Puas dengan Presiden Jokowi
Situasi di DKI Jakarta lebih kompetitif. Pasangan KIM Plus, Ridwan Kamil-Suswono, mendapat elektabilitas 37,4 persen, berimbang dengan pasangan PDI Perjuangan, Pramono Anung-Rano Karno (Si Doel), yang memperoleh 37,1 persen. Pasangan independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, meraih 4,0%m persen, sementara 21,5 persen responden belum menentukan pilihan.
Berdasarkan temuan di atas, LSI Denny JA menjelaskan alasan pasangan yang didukung koalisi besar seperti KIM Plus tidak unggul signifikan di DKI Jakarta.
Setidaknya ada beberapa alasan menurut LSI Denny JA.
Pertama, mesin partai KIM Plus kurang efektif di Jakarta. Banyak pemilih PKS, Golkar, PKB, Demokrat, PPP, dan Nasdem cenderung memilih pasangan Pramono Anung-Rano Karno daripada pasangan yang diusung partai mereka sendiri.