
ORBITINDONESIA.COM - Langkah ini tak dituntun gemuruh
Tapi oleh sunyi yang tahu arah
Bukan sorak yang kami kejar
Melainkan jejak yang bertahan di sejarah
Kami bukan bunga yang cepat layu
Meski terik dan angin silih bertalu
Di tanah keras kami tumbuh tegak
Akar kami menolak untuk retak
Bukan kaleng-kaleng, kata yang ringan
Tapi peluh kami telah jadi pegangan
Dalam diam, kami tempalah tekad
Hingga badai pun ragu menyergap
Baca Juga: Puisi Ahmad Gusairi: Cermin Senja
Kami meniti bukan karena mudah
Tapi karena jiwa kami tak menyerah
Setiap luka bukan cela
Melainkan tanda kami pernah ada
Bukan kaleng-kaleng, meski tak bersuara
Kami membangun dari yang tak terlihat mata
Bukan untuk dipuja dalam gemilang
Tapi agar terang tak mudah hilang
Jika kau tanya apa rahasianya
Kami hanya percaya: proses itu mulia
Dan kami berdiri, tanpa gembar-gembor
Karena hati kami telah ditempa sabar dan syukur
Baca Juga: Puisi Ahmad Gusairi: Kursi Baru
Toboali, 5 Mei 2025
*Ahmad Gusairi, penulis puisi ini adalah pengajar SMA Negeri 1 Toboali, Kabupaten Bangka.***