DECEMBER 9, 2022
Kolom

Riset LSI Denny JA: Gebrakan Prabowo Subianto, Antara Gagasan Besar dan Kesiapan Tata Kelola Pemerintahan

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

-000-

Tiga studi kasus akan dipaparkan.  Kasus pertama: Singapura contoh negara yang berhasil melompat menjadi kekuatan ekonomi global melalui pemberantasan korupsi besar-besaran.

Pada 1960-an, negara ini menghadapi masalah korupsi sistemik yang menghambat pertumbuhan.

Baca Juga: LSI Denny JA: Presiden Prabowo Subianto Capai Puncak Popularitas Usai Dilantik

Namun, di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew, Singapura mengadopsi kebijakan nol toleransi terhadap korupsi.

Pemerintah membentuk Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB), sebuah lembaga independen yang memiliki kewenangan luas untuk menyelidiki dan menindak korupsi, tanpa pandang bulu.

Hukuman berat bagi pelaku korupsi, reformasi birokrasi. Lee Kwan Yew juga meningkatkan  transparansi dalam tata kelola negara, untuk menciptakan sistem yang bersih dan efisien.

Baca Juga: Pilkada Jawa Tengah 2024, LSI Denny JA: Ahmad Luthfi-Taj Yasin 46,8 Persen, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi 28,2 Persen

Hasilnya, Singapura berkembang pesat menjadi pusat keuangan dan perdagangan dunia. Stabilitas politik dan kepastian hukum menarik investasi asing, meningkatkan daya saing ekonomi.

Singapura bahkan menjadi salah satu negara dengan Indeks Persepsi Korupsi (CPI) tertinggi di dunia. Ini menunjukkan keberhasilan model tata kelola yang bersih dan transparan.

-000-

Baca Juga: Inilah Analisis LSI Denny JA tentang Pemenang Pilkada di Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur

Studi kasus kedua adalah India. India dan Aadhaar: Revolusi Identitas Digital dalam Tata Kelola Negara

Halaman:

Berita Terkait