Catatan Denny JA: Tafsir yang Berbeda tentang Kurban Hewan di Era Animal Rights
- Penulis : Krista Riyanto
- Rabu, 28 Mei 2025 06:55 WIB

Namun anak itu tetap memeluk, tetap menangis, tetap berusaha melindungi sahabat kecilnya dari pisau penyembelihan. (1)
Adegan ini bukan sekadar tentang anak dan kambing. Ia adalah cermin zaman. Bahwa generasi hari ini tumbuh dengan empati yang dalam.
Mereka tak lagi melihat hewan hanya sebagai “harta ternak” atau “sumber pahala.” Mereka melihat makhluk hidup yang bisa tersenyum, bisa takut, bisa sedih.
Kisah ini nyata. Disaksikan jutaan orang. Viral bukan karena lucu, tapi karena menyentuh sesuatu yang mendalam dalam batin kita.
Bahwa kasih tak bisa disembelih. Dan bahwa dalam diri seorang bocah, kadang tersembunyi tafsir spiritual yang lebih murni daripada ribuan khutbah.
Dan mungkin, pertanyaan si bocah itu diam-diam mengetuk ruang hati kita semua:
Apakah Tuhan benar-benar senang jika sahabat kecil kita disakiti atas nama-Nya?
Dalam pelukan antara bocah dan kambingnya, tersimpan kurban yang lebih dalam: pengorbanan cinta demi tradisi, dan cinta yang tak ingin kehilangan.
Itulah kurban jiwa—yang lebih berat daripada sekadar menyembelih leher.
-000-