Philippe Lazzarini: Lebih dari 310 Staf UNRWA Tewas di Gaza Akibat Gempuran Militer Israel
- Penulis : M. Ulil Albab
- Kamis, 29 Mei 2025 08:57 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, pada Rabu, 28 Mei 2025 mengungkapkan bahwa lebih dari 310 staf UNRWA tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
"Tim UNRWA (mestinya) bukan sasaran serangan," tegas Philippe Lazzarini dalam sebuah pernyataan resmi.
Philippe Lazzarini menyoroti kasus salah satu staf bernama Kamal, yang jenazahnya ditemukan pada 30 Maret di dekat kuburan massal, bersama jenazah para petugas kemanusiaan dari Palang Merah Bulan Sabit Palestina (PRCS) yang juga tewas akibat serangan Israel.
Baca Juga: UNRWA: 90.000 Warga Palestina Mengungsi di 115 Lokasi di Seluruh Gaza
“Kamal tewas akibat satu kali atau beberapa kali hantaman di bagian belakang kepalanya. Setelah itu, ia dikuburkan di samping rekan-rekan PRCS lainnya yang turut menjadi korban,” ungkap Lazzarini.
Ia menambahkan bahwa hingga kini belum ada tanggapan langsung dari pemerintah Israel meski UNRWA telah mengajukan beberapa permintaan klarifikasi terkait kematian Kamal.
Kamal diketahui telah mengabdi di UNRWA selama lebih dari 20 tahun. “Nyawa Kamal terlalu berharga untuk dibiarkan begitu saja,” ujarnya.
Baca Juga: UNRWA: Hampir 600 Anak Tewas, 1.600 Terluka Akibat Serangan Baru Israel di Jalur Gaza
Lazzarini menegaskan bahwa kekebalan hukum justru membuka ruang bagi terjadinya lebih banyak kekejaman. “Kami menyerukan investigasi independen terhadap kasus pembunuhan Kamal dan semua staf UNRWA yang telah tewas,” tambahnya.
Sejak berdiri pada 1949, UNRWA menjadi penopang utama kehidupan para pengungsi Palestina, dengan cakupan layanan bagi hampir 5,9 juta orang di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah, dan Lebanon.
Menurut data Bank Dunia, hampir 2,4 juta penduduk Gaza kini sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Baca Juga: UNRWA: Situasi Kemanusiaan di Gaza "di Luar Imajinasi," Sangat Parah di Luar Batas Kemanusiaan
Namun, fasilitas dan staf UNRWA terus menjadi target serangan militer Israel di wilayah yang terkepung tersebut.