DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Mengukur Samudra Emosi Manusia

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Menyambut Aplikasi Knowing Myself+Healing LSI Denny JA (4)

ORBITINDONESIA.COM - Pada musim gugur tahun 1888, di kota kecil Leipzig, Jerman, langit berwarna kelabu. Seorang mahasiswa muda bernama Anna duduk termenung di depan gedung Universitas, menangis diam-diam.

Ia terperangkap di antara buku-buku tebal tentang logika, reaksi mental, dan perhitungan statistik. Nilai akademiknya tinggi, namun jiwanya terasa hampa.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Agama di Era Artificial Intelligence, Antara Identitas Kelompok dan Etika Publik

Di masa itu, psikologi baru lahir sebagai ilmu. Wilhelm Wundt membuka laboratorium pertamanya, membedah pikiran manusia seperti membedah mesin.

Ia mengukur reaksi, menguji ingatan, menghitung ketepatan berpikir. Dunia akademik bersorak; manusia akhirnya bisa dijelaskan dengan angka dan grafik. Namun tak seorang pun bertanya: bagaimana rasanya menjadi manusia yang terluka?

Di tengah gegap gempita nalar, air mata Anna tetap tak terjawab. Sejarah psikologi pun tercatat sebagai kisah awal yang lebih memilih memahami mekanik pikiran, sambil mengabaikan samudera luas yang tersembunyi: emosi manusia.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Mengapa Perlu Ikut Merayakan Secara Sosial Hari Besar Agama Lain?

-000-

Kisah Anna di Leipzig, seratus empat puluh tahun silam, terkenang kembali saat saya bersama tim menyusun aplikasi tes psikologi Knowing Myself + Healing dari LSI Denny JA. 

Diskusi internal kami mengalir dalam keprihatinan: bagaimana memahami kompleksitas manusia, yang tak hanya berpikir dengan angka, melainkan juga mengalir dalam dunia emosi, luka, dan air mata?

Baca Juga: Catatan Denny JA: Mengetahui dan Memberi Arah Diri Sendiri di Era Artificial Intelligence

Kecerdasan emosional harus hadir dalam aplikasi ini, menjadi bagian penting di antara 13 tes psikologi lainnya. Bahkan lebih dari itu, aplikasi ini harus menyediakan ruang diskusi intens dan personal, sesuai kebutuhan emosi tiap individu yang unik.

Halaman:

Berita Terkait