Catatan Denny JA: SATUPENA Rayakan 23 Penulis Besar di 23 Provinsi
- Penulis : Arseto
- Sabtu, 19 April 2025 09:57 WIB

ORBITINDONESIA.COM - “Mereka yang menulis dengan hati, adalah penjaga cahaya di lorong panjang peradaban.”
— Tagore
Di balik setiap kata yang ditulis,
Ada denyut sejarah dan suara nurani.
Penulis adalah penjaga ingatan,
Yang menyalakan obor makna di gelap zaman ini.
Pagi itu, seorang anak di Padang duduk membaca novel Hamka “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” (1938). Novel ini bukan hanya salah satu karya sastra klasik terbesar dalam sejarah Indonesia, tapi juga sebuah refleksi mendalam tentang masyarakat, tradisi, agama, dan cinta.
Di bawah rindangnya pohon ketapang, ia tersentuh oleh kisah cinta yang terhalang oleh adat dan status sosial. Ia meneteskan air mata merenungkan kedalaman makna novel itu, soal bagaimana manusia menemukan makna hidup melalui penderitaan, pengorbanan, dan keikhlasan.
Di malam hari, seorang mahasiswa di Makassar membacakan cerpen Rahman Arge dalam pertemuan para aktivis.
Ia membacakan cerpen berjudul: “Gerobak” (1980-an). Cerpen ini menggambarkan kehidupan seorang pria tua yang bekerja keras menarik gerobak. Itu dilakukan untuk menghidupi keluarganya di tengah kemiskinan kota.