Catatan Denny JA: Peta Jalan Agama di Zaman Artificial Intelligence
- Penulis : Krista Riyanto
- Rabu, 19 Maret 2025 12:45 WIB

Dulu perbudakan dan perlakuan diskriminatif kepada perempuan pernah dibenarkan oleh tafsir agama, tapi kini tafsir itu mulai ditinggalkan.
7. Komunitas menjadi kunci penyebaran gagasan agama di era baru. Tanpa komunitas, ide-ide besar akan sulit bertahan dan menyebar.
Di era digital, komunitas virtual menjadi ruang baru bagi pertukaran gagasan keagamaan.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Agama yang Berdampingan dengan Positive Psychology dan Neuroscience
Platform seperti Discord, Reddit, dan grup WhatsApp tidak hanya menghubungkan penganut agama dari berbagai belahan dunia, tetapi juga menciptakan interpretasi baru tentang teks suci.
Misalnya, di sebuah forum online, sekelompok pemuda Muslim dari Indonesia, Mesir, dan Amerika Serikat berdiskusi tentang bagaimana AI dapat membantu memahami Al-Qur’an secara lebih inklusif.
Mereka menggunakan model bahasa AI untuk menganalisis ayat-ayat yang sering dianggap kontroversial, menghasilkan tafsir yang lebih kontekstual dan relevan dengan kehidupan modern.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Menurunnya Peran Ulama, Pendeta, dan Biksu di Era Artificial Intelligence
Ini menunjukkan komunitas virtual bukan hanya tempat berkumpul, tetapi juga laboratorium bagi evolusi pemikiran keagamaan.
Prinsip-prinsip ini menjadi peta jalan bagi dunia agama di tengah revolusi AI.
Dalam membangun teori di atas, saya menggunakan mixed methodology, yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Agama Sebagai Warisan Kultural Milik Kita Bersama
Pendekatan kuantitatif menggunakan survei global, data statistik, dan indeks kebahagiaan untuk melihat pola umum dalam kehidupan beragama.