Catatan Denny JA: Peta Jalan Agama di Zaman Artificial Intelligence
- Penulis : Krista Riyanto
- Rabu, 19 Maret 2025 12:45 WIB

Jika Darwin menemukan pola perubahan dalam biologi, bagaimana dengan perubahan dalam dunia sosiologi agama di era AI?
-000-
Sepanjang sejarah, perubahan besar dalam sosiologi agama sering kali diawali dengan pemikiran yang menata ulang pemahaman lama.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Agama yang Berdampingan dengan Positive Psychology dan Neuroscience
Max Weber dan Agama sebagai Kekuatan Sosial
Salah satu teori besar tentang sosiologi agama datang dari Max Weber. Ia seorang sosiolog Jerman. Dalam bukunya The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism, Weber menghubungkan nilai-nilai agama Protestan dengan munculnya kapitalisme modern.
Ia menunjukkan agama tidak hanya soal iman, tetapi juga faktor ekonomi dan sosial yang membentuk peradaban.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Menurunnya Peran Ulama, Pendeta, dan Biksu di Era Artificial Intelligence
Di sisi lain, Karl Marx melihat agama dari sudut pandang yang berbeda. Baginya, agama adalah opium rakyat, alat yang digunakan oleh penguasa untuk mempertahankan status quo.
Marx tidak melihat agama sebagai wahyu suci, tetapi sebagai bagian dari struktur sosial yang harus dianalisis secara kritis.
Dua contoh ini menunjukkan bagaimana pemikiran agama berkembang seiring waktu. Sekarang, di era AI, kita memerlukan teori baru yang menangkap bagaimana agama berevolusi di dunia yang semakin digital.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Agama Sebagai Warisan Kultural Milik Kita Bersama
-000-