Melawan Diskriminasi dengan Puisi: Kata Pengantar Denny JA untuk Kumpulan Puisi Anti Diskriminasi dan Pro Toleransi
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 03 Juni 2024 09:13 WIB
Dengan merasakan penderitaan orang lain, pembaca mungkin lebih terdorong untuk mengambil tindakan melawan ketidakadilan.
Ketiga: Memberikan Suara kepada yang Terpinggirkan. Puisi dapat memberikan platform bagi mereka yang tidak memiliki suara dalam masyarakat.
Puisi memungkinkan mereka untuk menyampaikan pengalaman dan perspektif mereka kepada audiens yang lebih luas.
Keempat: Menggalang Dukungan untuk Perubahan Sosial. Puisi dapat menjadi alat untuk menggalang dukungan bagi gerakan sosial yang berjuang melawan diskriminasi.
Dengan menginspirasi dan memotivasi orang-orang, puisi dapat membantu menggerakkan massa untuk beraksi.
Langston Hughes (1902-1967) seorang penyair Afrika-Amerika. Karyanya memainkan peran penting dalam Gerakan Hak-Hak Sipil di Amerika Serikat.
Hughes menggunakan puisi untuk menggambarkan pengalaman hidup orang Afrika-Amerika. Ia mengkritik rasisme serta ketidakadilan sosial. Puisinya "Let America Be America Again" salah satu contoh yang kuat.
“O, biarkan Amerika menjadi Amerika lagi—
Tanah yang belum pernah ada—
Namun harus ada—tanah di mana setiap orang bebas.
Tanah yang menjadi milikku—milik orang miskin, orang Indian, orang Negro.
AKU—
Yang membuat Amerika,
Yang keringat dan darahnya, iman dan sakitnya,