DECEMBER 9, 2022
Kolom

Tulisan Menyambut Hari Lahir Pancasila: Paham Negara Integralistik

image
Dr. Manuel Kaisiepo, S.IP. MH., Dosen Program Doktor Hukum (PDH) Universitas Kristen Indonesia (Foto: Kompas)

Oleh Manuel Kaisiepo*

ORBITINDONESIA.COM - Melalui perdebatan intens dan lama, para pendiri bangsa Indonesia akhirnya sepakat bahwa paham konseptual yang akan melandasi wujud negara  Indonesia adalah paham negara integralistik.

Paham ini dinilai lebih mencerminkan cita negara atau staatsidee sesuai Pancasila,  yang akan melandasi negara modern Indonesia ke depan.

Baca Juga: Politik Luar Negeri yang Bebas Aktif dan Diplomasi Pancasila Indonesia

Memang sejak pertama kali disampaikan di depan Sidang BPUPKI 75 tahun lalu (31 Mei 1945), pemikiran Profesor Soepomo tentang konsep negara integralistik sudah langsung menuai perdebatan.

Jauh sesudah itu bahkan hingga kini konsep negara integralistik terus menjadi obyek kajian yang menantang:  apa acuan filosofisnya, landasan teoritisnya, konteks politiknya, dan implementasinya dalam praktik politik kenegaraan.

Yang terakhir ini bahkan menimbulkan kontroversi karena sering dikaitkan dengan fasisme dan otoritarianisme yang mengekang kebebasan dan hak-hak individual.

Baca Juga: Geledah Rumah Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarmo, KPK Sita 11 Mobil

Tapi terlepas dari debat itu, pemikiran Soepomo terbukti kemudian mampu menjelma dalam praktik politik kenegaraan era Demokrasi Terpimpin Soekarno hingga ke era Orde Baru Soeharto.

Awalnya Soekarno kurang merespons pikiran Soepomo. Tetapi ketika akhir 1950an Soekarno mencanangkan Demokrasi Terpimpin, menyerukan ide partai tunggal, dan manuver politik lainnya dalam tema "demokrasi ala Indonesia", maka yang tampak di sana adalah jejak pemikiran Soepomo, manifestasi konsep negara integral.

Ketika melakukan pemetaan ulang aliran pemikiran politik di Indonesia 10 tahun pasca terbitnya buku Feith dan Castles (eds.), Indonesian Political Thinking,  1945-1965 (terbit 1970), Feith menunjukkan bahwa sejak dekade 1980an di Indonesia terdapat dua aliran dominan, yaitu paham pluralis-kritis dan developmentalis-integralis.

Baca Juga: Inilah Mobil Mewah dan Uang Rp56 Miliar yang Disita KPK dari Rumah Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarmo

Paham developmentalis integralis terungkap dalam diri Soeharto dan pendukung utamanya (militer, birokrasi, Golkar sebagai "electoral machine", dan sekelompok ekonom-teknokrat).

Halaman:

Berita Terkait