Melawan Diskriminasi dengan Puisi: Kata Pengantar Denny JA untuk Kumpulan Puisi Anti Diskriminasi dan Pro Toleransi
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 03 Juni 2024 09:13 WIB
Penting bagi para penyair atau intelektual untuk terus mengumandangkan isu anti diskriminasi. Puisi membuat ekspresi itu lebih menyentuh hati.
Buku puisi Ahmad Gaus tentang isu ini bisa dianggap sebagai monumen.
Tapi bagaimana mekanisme sosial yang bisa membuat puisi melawan diskriminasi? Bukankah puisi bukanlah senjata atau bedil yang bisa menembak. Puisi juga bukan uang yang bisa memberi upeti.
Benar. Tapi puisi pmemiliki kekuatan yang unik dalam membangkitkan perlawanan terhadap diskriminasi.
Melalui penggunaan bahasa yang puitis dan emosional, puisi dapat menggerakkan hati, pikiran, dan tindakan banyak orang.
Puisi dapat memberikan suara kepada mereka yang terpinggirkan, mengungkap ketidakadilan, dan menginspirasi perubahan sosial.
Berikut beberapa cara puisi dapat berperan dalam perlawanan terhadap diskriminasi, beserta contoh kisah nyata dalam sejarah.
Pertama: Menyebarkan Kesadaran. Puisi dapat mengedukasi masyarakat tentang isu-isu diskriminasi yang mungkin tidak mereka sadari atau pahami.
Dengan menggambarkan penderitaan dan ketidakadilan yang dialami oleh kelompok-kelompok tertentu, puisi dapat membuka mata orang-orang terhadap realitas diskriminasi.
Kedua: Menginspirasi Empati dan Solidaritas. Puisi memiliki kemampuan untuk menyentuh emosi pembaca, menginspirasi empati dan solidaritas dengan para korban yang mengalami diskriminasi.