Catatan Denny JA: Bingkisan Lebaran Dari Presiden Prabowo Subianto dan Seskab Teddy Indra Wijaya yang Menyentuh
- Penulis : Krista Riyanto
- Kamis, 10 April 2025 09:30 WIB

Pertama, karena kekuasaan sejati bukan sekadar sistem, melainkan jalinan relasi.
Rakyat bukan angka dalam survei. Mereka adalah manusia dengan luka, cerita, dan harapan.
Ketika pemimpin menyapa mereka secara pribadi, kekuasaan menjadi lebih rendah hati dan menyentuh.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Sejarah Surat Cinta bagi yang Telah Tiada
Kedua, karena kepercayaan tidak tumbuh dari janji semata, tapi dari rasa dihargai dan diingat.
Politik yang menyentuh hati menciptakan kedekatan yang tak bisa dibeli oleh iklan atau dibangun oleh retorika.
Ketiga, karena empati adalah akar dari kepemimpinan yang bijak.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Kuputari Kakbah
Pemimpin yang hadir sewaktu suka dan duka rakyatnya, bukan hanya waktu kampanye, akan menumbuhkan kebijakan yang lebih membumi.
Sebuah parcel lebaran, sepucuk kartu ucapan, atau kalimat tulus yang dikirimkan pada saat yang tepat, bisa menjadi jembatan yang menghubungkan istana dengan rumah-rumah kecil di pelosok. Ia menjadikan kekuasaan terasa hadir, terasa peduli.
Tapi tetap perlu diberi catatan kritis. Politik sentuhan manusiawi, yang menyapa rakyat secara personal, hanya meaningful, jika ia berada dalam pemerintahan yang memberikan efek program yang nyata.
Baca Juga: Catatan Denny JA: 10 Pesan Spiritual Universal, Realitas Itu Bersifat Spiritual
Jika perhatian itu tak berpijak pada kebijakan yang adil dan keberpihakan nyata, ia akan jadi sapaan kosong yang mudah terlupa.