DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Marhaen di Abad 21

image
Ilustrasi (Istimewa)

Puisi esai seri "Mereka Yang Mulai Teriakan Merdeka" (14)

ORBITINDONESIA.COM - 1929, pedalaman Jawa, para petani bergelora oleh pidato Bung Karno untuk berdikari. Tapi mengapa di abad 21, negeri itu belum swasembada? 1

-000-

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Awal Mawar yang Berduri

Rahmat, anak sawah,
menyemai pagi,
tapi yang kenyang adalah gedung-gedung tinggi.

Ia menanam butir harapan,
tapi yang panen adalah tangan-tangan tak terlihat.

Di ladangnya sendiri, ia hanya bayang-bayang,
membajak tanah yang tak pernah membajak nasibnya.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Aku dan Banjir Jakarta

“Untuk siapa keringatku mengalir?”
bisiknya pada batang padi,
yang menunduk diam,
seolah malu untuk menjawab.

Lalu sebuah kabar tiba dari pasar.

Malam itu, di alun-alun kota,
suara asing menggetarkan udara.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Derita Saijah dan Adinda untuk Indonesia Merdeka

Bukan suara pemungut pajak.
Bukan suara majikan.
Tapi suara yang membangunkan tidur panjang rakyat kecil.

Halaman:

Berita Terkait