Puisi Esai Mini Satrio Arismunandar: Kisah Yasir, Yasmin dan Dua Akta Kelahiran
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Senin, 03 Februari 2025 11:11 WIB
![image](https://img.orbitindonesia.com/2025/02/03/20250203111057AI_-_Satrio_bayi_bersayap_terbang.jpg)
ORBITINDONESIA.COM - Di bawah langit Gaza yang kelam
Di tengah reruntuhan yang berserakan
Angin membawa debu dan nyawa
Menulis kisah duka di tanah yang luka
Di negeri secuplik kecil ini (1)
Harga nyawa sangat murah
Teramat sangat murah (2)
Oleh karena itulah kelahiran menjadi berharga
Bahkan ketika burung-burung besi Netanyahu berseliweran (3)
Menyebar bom dan rudal kematian ke kota
Mencoba menghancurkan sisa bernyawa di reruntuhan
Benih-benih kehidupan masih menggeliat tumbuh
Baca Juga: Kelompok Pejuang Hamas: Israel Halangi Pengungsi Palestina Pulang ke Gaza Utara
Di tengah lingkup suram, mata Ahmed berbinar
Kala sang istri Mumtaz melahirkan
Bayi kembar lelaki dan perempuan
Yasir dan Yasmin, buah hati yang lahir
Mereka seperti cahaya bulan di kelam malam
Perang masih membara, meraung ke kanan kiri
Lidah apinya menjilat liar
Nyalanya tak reda membakar sekeliling
Tetapi bahkan di tengah deru debu pemboman
Dua kelahiran baru membutuhkan formalitas
Yasir dan Yasmin perlu akta kelahiran
Administrasi kependudukan Kota Gaza
Baca Juga: Yordania Kembali Tegas Menolak Ide Trump tentang Pemindahan Warga Palestina dari Gaza
Ahmed hanyalah seorang ayah
Yang baru bersuka
Untuk dua cahaya hatinya
Tiada lelah, tak ada penat
Semata demi Yasir dan Yasmin
Ahmed pun berjalan dengan langkah tergesa
Melewati belantara puing dan reruntuhan
Menuju kantor kependudukan yang berdebu dan renta
Di kota tempat ribuan nyawa terampas sirna
Ahmed mendaftarkan dua nama benih jiwa
Yasir dan Yasmin
Dua bintang kecil di langit yang lirih
Dua nama yang ingin ia ukir
Dalam lembaran resmi, tanda kasih yang tak letih
Baca Juga: Qatar Berhasil Mediasi Kesepakatan Kembalinya Warga Palestina ke Gaza Utara
Akhirnya Ahmed pun menggenggam berkas akta
dengan hati penuh suka
Nama indah bagi dua cahaya tercinta
Masa depan pun terasa bermakna