DECEMBER 9, 2022
Buku

Inspirasi Politik dari Mata Air Bung Karno dan Sjahrir: Pengantar dari Denny JA untuk Buku Puisi Esai Isti Nugroho

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Dari Bung Sjahrir, Isti mengambil komitmen kepada demokrasi, hak asasi, dan pengaturan negara dengan manajemen modern.

Dalam puisi, Isti menggambarkan dirinya mandi dan bermain di dua sungai.

Yang satu sungai yang dijaga Pak Marhaen (Bung Karno). Satu lagi sungai yang dijaga Pak Sosialis (Bung Sjahrir).

Puisi esai berjudul “Berkisar di antara Soekarno dan Sjahrir” hanyalah satu dari 48 puisi esai lain.

Sebagaimana yang menjadi standar puisi esai, 48 puisi esai yang ia tulis adalah kisah faktual yang diperkaya dengan fiksi. Puisi itu diekspresikan dengan bahasa mudah tapi puitis.

Dalam keseluruhan 48 puisi esai itu, masing-masing hadir pula catatan kaki sebagai wakil dari true story yang menjadi ibu kandung puisi.

Untuk gerakan puisi esai selaku genre baru sastra Indonesia, Isti Nugroho termasuk generasi pertama. Genre puisi esai ini lahir di tahun 2012 dibawa buku saya berjudul Atas Nama Cinta.

Di tahun 2013, setahun kemudian, Isti Nugroho beserta Indra Trenggono sudah mengubah satu puisi esai di buku itu, Sapu Tangan Fang Yin, menjadi teater. Di Yogyakarta, drama itu dipentaskan.

Tahun 2024, Isti Nugroho diundang ke Malaysia, untuk menceritakan pengalamannya melakukan teaterisasi puisi esai. Pihak pengundang adalah panitia Festival Puisi Esai ASEAN ke-3.

Tiga belas tahun sejak Isti Nugroho membuat teaterisasi puisi esai, juga setelah ia presentasi puisi esai di luar negeri, ia memutuskan menuliskan perjalanan intelektual dan sikap politiknya dalam 48 puisi esai.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Berita Terkait