Mengapa Mengurung Pikiranmu di Sangkar?: Pengantar Buku Lukisan dengan Artificial Intelligence Karya Denny JA
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 02 Juli 2024 08:57 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Di satu sore, di Milan, Italia tahun 2019, lama saya terdiam di ruang makan biara Santa Maria delle Grazie.
Mata saya tak henti menatap lukisan di dinding. Itu lukisan sudah berusia 500 tahun lebih.
Judul lukisannya: "The Last Supper." Sang pelukis Leonardo da Vinci. Karya ini dilukis antara tahun 1495 dan 1498 atas permintaan Ludovico Sforza, Duke of Milan.
Baca Juga: 5 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Mengapa Mengurung Pikiran di Dalam Sangkar
Ini satu mahakarya Renaisans, terkenal karena inovasinya dalam komposisi dan teknik.
Alih-alih memakai teknik fresko tradisional, Leonardo bereksperimen dengan teknik tempera dan minyak di atas plester.
Ini pula yang menyebabkan degradasi cepat pada lukisan. Akibatnya lukisan itu memerlukan berbagai upaya restorasi selama berabad-abad.
Meskipun kondisinya telah terdegradasi, esensi artistik dan emosionalnya tetap bertahan.
Lukisan ini menggambarkan momen dramatik dari Perjanjian Baru di Alkitab, tepatnya dari Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.
Perjamuan terakhir adalah saat Yesus mengadakan makan malam bersama murid-muridnya sebelum penyaliban.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Mengapa Trump Versus Biden Dicemaskan Publiknya Sendiri?
Ia mengungkapkan bahwa salah satu dari muridnya akan mengkhianatinya.