Inspirasi Politik dari Mata Air Bung Karno dan Sjahrir: Pengantar dari Denny JA untuk Buku Puisi Esai Isti Nugroho
- Penulis : Krista Riyanto
- Kamis, 04 Juli 2024 08:40 WIB
Suara deburan dan kecipak air mengiringi nyanyian kami:
”Amerika kita setrika, Inggris kita linggis!”
Pak Marhaen tersenyum, sambil mengayunkan cangkulnya di sawah atau menatap gubuknya yang mengepulkan asap putih.”
“Istriku masak ketela, kalian makanlah!” ucapnya seru, suaranya seperti memanggil burung-burung.”
Isti Nugroho juga mengisahkan pertemuannya dengan pemikiran Bung Sjahrir dengan simbol.
“Esoknya, kami pun bermain di sungai lain yang dijaga Pak Sosialis.”
“Sungai itu jernih dan tenang, airnya terasa manis.
Ada kanal-kanal air untuk menggenangi sawah dan ladang.”
“Sungai tak bisa dibiarkan liar. Harus ditata dan diatur agar orang rakus tak bisa menguasai air!” Pak Sosialis bicara agak keras.
Di akhir puisi, Isti juga menceritakan riwayat kedua pendiri bangsa itu tidak baik-baik saja. Tapi pemikiran dan gagasan mereka terus memberi inspirasi: