Inspirasi Politik dari Mata Air Bung Karno dan Sjahrir: Pengantar dari Denny JA untuk Buku Puisi Esai Isti Nugroho
- Penulis : Krista Riyanto
- Kamis, 04 Juli 2024 08:40 WIB
Tulis Isti Nugroho di buku itu: “Puisi esai bagi saya adalah karya seni yang menyatakan sikap atas keadaan. Bukan klangenan atau hiburan, layaknya tingkah konyol para badut di panggung politik.”
“Penyair bukan penghibur tapi sosok yang memberikan pencerahan bagi banyak orang. Dan saya sangat mempercayai bahkan meyakini hal itu.”
Kata Isti, “Untuk itu, antologi puisi esai, saya persembahkan kepada khalayak penjaga, pembela, dan penguat demokrasi.”
-000-
Komunitas puisi esai setiap tahun kini memiliki dua festival.
Festival Puisi Esai tingkat ASEAN sekitar bulan Juni, dan Festival Puisi Esai Nasional di bulan Desember.
Puisi esai di buku Isti Nugroho ini segera ia siapkan untuk ditampilkan sebagai teater durasi mini.
Sebagai aktivis politik yang kawakan, wajar saja elemen dan aura politiknya akan mewarnai karya seninya. Tapi justru di situ letak nilai lebih.
Ekspresi politik ia sampaikan melalui puisi esai dan teater puisi esai. ***
4 Juli 2024