DECEMBER 9, 2022
Olahraga

Catatan Denny JA: Pembantaian di Final Liga Champions Eropa 2025 dan Filosofi Baru Sepak Bola

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

PSG vs Inter Milan, 5:0

ORBITINDONESIA.COM - Kemenangan Paris Saint Germain (PSG) Minggu 1 Juni 2025 pagi WIB bukan sekadar kemenangan sebuah klub melawan klub lainnya.

Bukan sekadar trofi. Bukan pula semata skor 5-0 yang memecahkan rekor kemenangan terbesar dalam sejarah final Liga Champions.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Berbakatkah Saya Menjadi Orang Kaya?

Rekor sebelumnya hanya selisih 4 gol. Antara lain final Real Madrid 7–3 Eintracht Frankfurt, 18 Mei 1960 di

Hampden Park, Glasgow.

Yang menang di final 2025, Mingu pagi tadi adalah filosofi baru sepak bola.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Tafsir yang Berbeda tentang Kurban Hewan di Era Animal Rights

Minggu, 1 Juni 2025, jam 2.00 - 4.00 subuh, saya terpaku di depan TV. Sebenarnya,  saya  menaruh harapan lebih besar kepada Inter Milan, yang menghancurkan Barceloba di semi final.

Di depan 70 ribu penonton yang memenuhi Allianz Arena, dan jutaan jiwa dari seluruh dunia yang menyaksikan lewat televisi, PSG mempersembahkan bukan hanya dominasi teknis.

PSG juga sebuah revolusi sunyi: bahwa sepak bola modern tak harus disusun di atas altar superstar mahal dan ego yang bersinar sendiri.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Puisi, dan Apapun, tak Pernah Cukup, Lalu Mengapa Lahir Puisi Esai

Permainan bisa tumbuh dari akar: kolektivitas, kerja keras, keberagaman usia dan latar belakang, dan kepercayaan pada generasi baru yang masih belajar mencintai lapangan dengan cara yang jujur.

Halaman:

Berita Terkait