Puisi Muhammad Solihin Oken: Bagaimana Kusapa Hujan Pagi Ini
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 27 Maret 2024 04:11 WIB
baju hujan sebelum berangkat membayangkan peri-peri cantik membawamu ke pesta kematian
Sepanjang perjalanan tinggal ntah;
kau hirup udara dan aroma dingin yang beku dari kata hujan dan kematian
Percakapan dan pertemuan melintas di sisi orang-orang di sebrang
Aku dan waktu tinggal barisan kenangan yang lupa lesatkan arah panah ke jantung matahari, tubuh sejati berkata: bagaimana kusapa hujan pagi ini
Ranggas waktu tuangkan sunyi ruas-ruas akar pohon kapuk lama mengucap rindu ke sisi taman: berapa jarak rindu ke hujan?
Musim dan kembang-kembang kapuk gugur sunyi sungai jauh pergi mimpi bulan malam hari- aku tersedak
di antara rindu yang ganas dan kata yang hilang di halaman-halaman novel- dan belum berpeta
Di atas kitab yang belum kutulis itu menggerincing sinar bola mata dan tatapan halus yang mungkin kau kenal-
bola-bola mata yang keluar mengabadikan waktu tuk siasati cerita