Pusi Esai, Ketidakadilan Sosial, Kultur Pop, dan Ibu Kota Baru
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 12 Desember 2022 09:34 WIB
Besar kemungkinan puisi esai akan berkembang ke manca negara justru dari Kinabalu.
Memancanegarakan puisi esai bukanlah sesuatu yang tidak berpeluang.
Peluangnya justru cukup besar, mengingat yang bukan penyair boleh ambil bagian. Bagaimanapun, banyak kalangan profesional yang memiliki cerita mereka sendiri yang khas dan unik namun tidak memiliki “bahasa” untuk menyuarakannya.
Dengan puisi esai, dari Menteri Besar sampai juru masak rumah makan India, pada dasarnya dapat menyampaikan pengalaman, pengamatan—pendeknya cerita mereka—lewat puisi esai.
Apalagi puisi esai dalam dirinya sangat kompatibel untuk dialihwahanakan ke berbagai media berbeda mulai dari komik sampai film, mulai dari content blog sampai tiktok.
Jika benar puisi esai akan merantau dan kemungkinan besar bermukim di Malaysia, maka puisi esai-puisi esai itu ketika pulang ke Indonesia mungkin saja akan menyanyikan lagu lawas berikut ini:
Aku pulang dari rantau
Bertahun-tahun di negri orang, oh Malaysia
Oh di mana kawan dulu
Kawan dulu yang sama berjuang, oh Malaysia