Pusi Esai, Ketidakadilan Sosial, Kultur Pop, dan Ibu Kota Baru
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 12 Desember 2022 09:34 WIB
Baginya langitpun kembali langit.
Darta terdiam, Darta termangu
Jauh sudah ia berkelana.
Telah ia lezatkan lara dan sendu
Telah ia selami dalamnya makna
Kini ia kembali ke titik mula.
Dari sini, platform puisi esai terbukti menyerap tema yang luas mulai dari tema-tema standard yang lazim dalam perpuisian Indonesia sampai tema-tema unik dan tak terduga.
Setelah kurang lebih sepuluh tahun, gerakan puisi esai seperti telah menjadi gerakan pop culture belakangan ini.
Sebagai pop culture, ia dengan mudah diterima dan diapresiasi oleh generasi milenial sebagaimana terlihat dari lomba vlog review puisi esai di kalangan remaja.
Dengan tidak banyak hambatan, para siswa SMP maupun SMA dapat mengapresiasi dan bahkan membuat review yang sebagian besarnya otentik dan menarik.