DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Konflik Sampit 2002, Dayak Melawan Madura dalam Puisi Esai Denny JA: Amarah Terpendam, Kesedihan yang Puitis

image
Irene Hiraswari Gayatri Membuat Komentar Positif tentang Puisi Esai Denny JA.

Baca Juga: Denny JA: Satupena Teruskan Tradisi Menghargai Penulis Berdedikasi Lewat Satupena Award

Angin segar muncul dengan tanggapan Habibie untuk memajukan pemilihan parlemen selama 3 tahun, seraya mengadakannya di bawah undang-undang pemilihan yang direvisi, dan untuk menyelesaikan pemilihan presiden baru pada akhir tahun 1999.

Selain itu, demokratisasi berlangsung setelah keluar izin pendirian partai-partai politik baru untuk membentuk dan mengadopsi sikap yang lebih responsif terhadap kelompok-kelompok yang menuntut peningkatan perlindungan terhadap hak asasi manusia.

Namun krisis ekonomi pun telah menimbulkan gesekan di antara kelompok- kelompok sosial dan etnis, dan ideologi. Dalam konteks ini berbagai studi tentang Indonesia menyoroti pula peran militer dan konsep "dwifungsi" yang memberi mereka peran politik dan sosial dalam pemerintahan.

Misi utama dari aparat keamanan adalah pemeliharaan keamanan dan stabilitas internal. Kita menyaksikan bagaimana iklim pasca-Soeharto yang lebih terbuka memfasilitasi kritik dan tantangan pada doktrin dwifungsi dari mahasiswa dan kelompok sosial lainnya.

Baca Juga: Konflik Suku Asli Lampung vs Pendatang Bali 2012 dalam Puisi Esai Denny JA

Dengan tidak adanya perlindungan kelembagaan yang efektif, dan meskipun ada beberapa perbaikan sepanjang tahun, pendekatan yang cenderung militeristik telah menyebabkan banyak pelanggaran hak asasi manusia yang serius.

Krisis ekonomi negara yang parah menyebabkan pengangguran besar-besaran, kekurangan pangan, dan penurunan standar hidup yang signifikan, serta peningkatan kejahatan, penjarahan, dan gejala kerusakan sosial lainnya.

Kerusuhan besar sekitar tahun 1998-2001 di beberapa daerah mendorong tuntutan bagi Pemerintah untuk bertindak lebih efektif untuk mengatasi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi dan untuk mengembalikan kestabilan.

Di berbagai pelosok Indonesia, studi-studi mengenai konflik menyoroti bagaimana ketidakpuasan sering terfokus pada keluhan pemilik tanah, terutama mereka yang dipaksa meninggalkan tanah mereka lewat konflik sumber daya alam.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Berita Terkait