Orbit Indonesia
Konflik Sampit 2002, Dayak Melawan Madura dalam Puisi Esai Denny JA: Amarah Terpendam, Kesedihan yang Puitis
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 10 Desember 2022 13:15 WIB
“Tapi paman, aku akan menikah dengan gadis Dayak. Aku aman di sini.” Paman membentak: “Hei, kau mau mati?
Buka matamu. Lihat pak Hasyim. Istrinya juga orang Dayak. Ia juga dipancung!!”
Jazil tak terpengaruh.
“Cintaku lebih kuat dibandingkan seribu gunung, mengalahkan rasa takutku,”
Jazil yakinkan diri.
Sampailah momen itu.
kakak lelaki Sanja datang padanya, Menyampaikan secarik kertas itu.
Surat dari Sanja, memintanya mengungsi.
“Di mana aku bisa temui Sanja?,” tanya Jazil.
Sang kakak menjelaskan.