Catatan Denny JA: Royalti Lagu di Indonesia dan Kisah Keenan Nasution Menuntut Rp24,5 Miliar
- Penulis : Krista Riyanto
- Kamis, 12 Juni 2025 08:07 WIB

Jika tidak, cover bisa menjadi pencurian yang terbungkus tepuk tangan.
Pelajaran keempat: penyelesaian kreatif kadang lebih abadi dari penyelesaian hukum. Taylor Swift menunjukkannya.
Bahkan George Harrison tetap mencipta setelah digugat. Barangkali suatu hari nanti, Keenan dan Vidi bisa duduk dalam satu konser. Saling memaafkan. Saling memberi tempat.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Berbakatkah Saya Menjadi Orang Kaya?
Karena pada akhirnya, musik bukan tentang kemenangan. Ia tentang perjumpaan hati.
-000-
Pada akhirnya, lagu adalah warisan batin. Ia lahir dari ruang sunyi seorang pencipta. Ia hidup dalam suara seorang penyanyi. Lalu ia bersemayam di hati pendengar.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Tafsir yang Berbeda tentang Kurban Hewan di Era Animal Rights
Keindahannya akan tetap hidup—jika kita menjaganya bukan hanya dengan hukum, tapi juga dengan rasa.
Karena musik, pada dasarnya, bukan hanya untuk didengar.
Tapi untuk dimuliakan.***
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Puisi, dan Apapun, tak Pernah Cukup, Lalu Mengapa Lahir Puisi Esai
12 Juni 2025