DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA Menyambut Waisak: Bunga Meditasi untuk Tina Turner

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

ORBITINDONESIA.COM - Tina Turner, Sang Ratu Rock, mencoba mengakhiri hidupnya pada tahun 1968. Ia menelan 50 pil Valium sebelum konser. Tapi maut menolaknya. Lalu datanglah mantra. Lalu datanglah kebangkitan.

-000-

Ada apa, Tina?
Di kamar hotel yang bisu,
kau berseru tanpa suara
kepada cermin
yang tak lagi memantulkan jiwamu:
“Aku memilih mati.” (1)

Lima puluh pil Valium
kau telan seperti meneguk malam—
tanpa bintang,
tanpa pintu keluar.
Helaan napas terakhir
yang bahkan udara pun enggan memberi.

Padahal malam itu,
namamu berkibar di langit dunia.
Panggung menyala,
mikrofon berdiri seperti pengantin,
dan suaramu—
serak dan suci—
membelah malam
menjadi petir
di jantung langit selatan.

Namun di balik gaun berpayet
dan gemuruh tepuk tangan,
kau sembunyikan luka,
belati di balik satin.

Cinta, yang seharusnya memeluk,
menjelma kuku yang mencakar.
Dan pria yang kau sebut suami
lebih menyerupai badai
yang tak tahu reda.

Di tahun glamor yang juga gelap:
1968.
Kau masih istri,
masih diva,
namun juga tawanan—
di tubuh,
di rumah,
di cinta
yang menjelma jeruji
bertabur lampu sorot.

-000-

Namun maut menolakmu, Tina.
Dan dari penolakan itu,
sebutir benih
jatuh ke tanah tergelap batinmu—
diam-diam, ia tumbuh:
bunga pertama dari meditasi.

Halaman:

Berita Terkait