Bagaimana dengan Indonesia?

Saat ini, padel masih seperti bara kecil. Tapi ia menyala.

Sudah ada lebih dari sepuluh lapangan padel di Indonesia — dari Bali, Jakarta Selatan, hingga BSD.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Seorang LGBT Menjadi Mata-mata (Spionase) dan Lainnya

Di Ciputat, tengah dijajaki pembangunan Padel District, pusat padel bergaya urban yang akan menjadi rumah komunitas baru.

Komunitas padel mulai tumbuh di media sosial. Kejuaraan lokal mulai digagas.

Yang menarik, lansia pun mulai ikut. Di Spanyol, seorang pensiunan dosen berusia 67 tahun belajar padel setiap Selasa pagi.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Mencari Panggilan Hidup Sejati

“Saya tak lagi bisa main tenis,” katanya, “tapi di padel saya tetap bisa menikmati permainan tanpa merasa tua.”

Itulah keajaiban padel: ia memuliakan tubuh, tak menghardik usia.

-000-

Baca Juga: Catatan Denny JA: PHK Massal di Media Massa dan Lahirnya Angkatan Displaced Journalists

Padel, pada hakikatnya, bukan tentang menang. Ia tentang hadir. Tentang dua pasang manusia yang saling mengisi ruang, saling membaca gerak.