Catatan Denny JA: PHK Massal di Media Massa dan Lahirnya Angkatan Displaced Journalists
- Penulis : Arseto
- Minggu, 04 Mei 2025 16:32 WIB

Ketika Pena Tak Lagi Membuka Pintu Rezeki
ORBITINDONESIA.COM - Suatu pagi di Jakarta, seorang jurnalis senior duduk di halte dengan map cokelat berisi surat pemutusan hubungan kerja (PHK).
Ia baru saja keluar dari kantor berita tempatnya bekerja selama dua dekade. Di dalam map itu, ada nama besar medianya. Ada sisa gaji. Tapi yang lebih berat adalah lembar tak tertulis: kehilangan makna.
Ia bukan satu-satunya.
Apa arti PHK massal terhadap lebih dari 1.200 wartawan setahun ini—di media online, cetak, dan televisi? Dari Kompas hingga MNC Grup, dari Republika hingga Liputan 6, dari Jawa Pos hingga Tribun Grup, semua dalam satu koor yang sama: merumahkan wartawannya. (1)
Pada musim dingin 2023, sebuah kafe kecil di Brooklyn menjadi tempat pertemuan sunyi. Tiga jurnalis duduk berdekatan, namun tak satu pun sibuk mengetik berita. Dulu, mereka bekerja di media raksasa. Kini, ketiganya telah kehilangan pekerjaan.
Mereka menyebut diri mereka sendiri: Displaced Journalists.
Itu bukan sekadar label. Itu adalah nama dari sebuah zaman baru. Zaman ketika pena kehilangan daya tawar. Ketika keahlian menyusun fakta dan narasi tak lagi menjamin penghasilan. Ketika algoritma menggantikan ruang redaksi.
-000-
Apa Itu Angkatan Displaced Journalists?