DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Ketika Seorang LGBT Menjadi Mata-mata (Spionase) dan Lainnya

image
Ilustrasi Pengantar buku puisi esai “Yang Luput dari Jantung Sejarah,” karya Irsyad Mohammad (Foto: Denny JA)

“Salahkan aku? Kau jadikan aku begini?”
“Jika tak salah, mengapa mereka meminggirkanku?”

Margareth adalah refleksi dari banyak individu yang lahir dalam tubuh yang tidak sesuai dengan jiwa mereka, yang setiap hari harus menghadapi tatapan curiga dan hinaan hanya karena mereka berbeda.

Hidup Margareth berubah saat ia bertemu dengan John Traitman, seorang agen CIA yang datang bukan sebagai pelanggan, tetapi sebagai perekrut.

Baca Juga: Irsyad Mohammad: SATUPENA, Satu AI, dan Beberapa Visi dan Mimpi

“Di dunia ini, Anda adalah paradoks sempurna.
Seorang penari, seorang peramal, seorang waria,
bahkan diterima di lingkaran elite sosialita.”

Margareth, yang terbiasa melihat dunia dari sudut ketidakberdayaan, tiba-tiba diberikan sebuah kekuatan. Untuk pertama kalinya, ia bukan sekadar objek hiburan. Ia dibutuhkan.

“Kami butuh seseorang seperti Anda,”
“Anda kami pilih untuk dijadikan agen khusus.”

Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Aku Manusia Enam Setengah Tahun 

Dunia yang selama ini menolak Margareth kini memberinya tempat—tetapi dengan harga yang mahal. Ia bukan lagi hanya seorang penghibur, tetapi juga sebuah alat politik.

Sebagai agen rahasia, Margareth mulai menjalani kehidupan dengan dua wajah.

Di satu sisi, ia tetap menjadi waria yang gemerlap dan memikat di pesta-pesta sosialita. Di sisi lain, ia menyerap informasi dari para pejabat, diplomat, dan pengusaha yang percaya pada ramalannya.

Baca Juga: Puisi Satrio Arismunandar: Kekayaan Sejati Denny JA

Di pesta diplomat, ia bicara Perancis
dengan seorang menteri muda.
Di arisan sosialita, ia mendengar keluh kesah
istri pejabat tentang suami yang gemar klenik.

Halaman:

Berita Terkait