DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Ketika Seorang LGBT Menjadi Mata-mata (Spionase) dan Lainnya

image
Ilustrasi Pengantar buku puisi esai “Yang Luput dari Jantung Sejarah,” karya Irsyad Mohammad (Foto: Denny JA)

Yang Luput dari Jantung Sejarah, kumpulan puisi esai karya Irsyad Mohammad, hadir untuk mengisi kekosongan itu.

Buku ini bukan sekadar kumpulan puisi, melainkan sebuah upaya mencatat fragmen kehidupan yang luput dari narasi besar.

Dengan pendekatan puisi esai, buku ini menyampaikan realitas sosial, sejarah, dan tragedi kemanusiaan dalam bentuk yang menyentuh sekaligus tajam.

Baca Juga: Irsyad Mohammad: SATUPENA, Satu AI, dan Beberapa Visi dan Mimpi

Buku ini terdiri dari beberapa puisi esai dengan tema yang beragam. Itu mulai dari kisah individu yang terpinggirkan hingga tragedi sejarah yang terlupakan.

Terdapat puisi-puisi yang membahas tokoh-tokoh sejarah yang sering diabaikan.  Misalnya, kisah  Dr. Zamenhof, pencipta bahasa Esperanto. Juga soal tragedi mahasiswa UI yang jasadnya ditemukan di Danau Kenanga.

Puisi esai sendiri merupakan genre yang menggabungkan narasi puisi dengan unsur esai. Ia sering kali disertai catatan kaki untuk memberikan konteks historis dan sosial.

Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Aku Manusia Enam Setengah Tahun 

Dalam buku ini, pendekatan tersebut digunakan secara inovatif dengan bantuan AI, yang membantu penulis dalam merancang struktur dan detail naratif.

Namun, meskipun teknologi digunakan dalam proses kreatifnya, sentuhan manusia tetap menjadi esensi utama dalam setiap baitnya.

Kekuatan utama dari Yang Luput dari Jantung Sejarah terletak pada kemampuannya menghidupkan kembali peristiwa-peristiwa yang hampir terlupakan.

Baca Juga: Puisi Satrio Arismunandar: Kekayaan Sejati Denny JA

Melalui puisi esai, pembaca diajak untuk merasakan pengalaman mereka yang tak pernah masuk dalam buku sejarah. Namun mereka memiliki dampak besar dalam kehidupan manusia.

Halaman:

Berita Terkait