Catatan Denny JA: Ketika Seorang LGBT Menjadi Mata-mata (Spionase) dan Lainnya
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 01 Mei 2025 02:16 WIB

Organisasi seperti American Psychological Association (APA) dan WHO telah menghapus homoseksualitas dari daftar gangguan mental. Itu mengubah persepsi banyak orang tentang LGBT.
Tekanan Politik dan Diplomasi
Negara-negara maju kini menjadikan hak LGBT sebagai bagian dari kebijakan luar negeri mereka.
Bantuan ekonomi, perjanjian perdagangan, bahkan hubungan diplomatik sering dikaitkan dengan kebijakan hak asasi manusia, termasuk hak LGBT.
Baca Juga: Irsyad Mohammad: SATUPENA, Satu AI, dan Beberapa Visi dan Mimpi
Kisah Margareth dan Jess menjadi cerminan dunia yang masih berjuang memahami keberagaman.
Margareth, yang harus menjadi alat kekuasaan untuk bertahan hidup, dan Jess, yang terpaksa mengubah tubuhnya demi mencari penerimaan, menjadi bukti bahwa dunia belum sepenuhnya adil bagi LGBT.
Tetapi perubahan telah terjadi. Meskipun diskriminasi masih ada, masyarakat kini lebih sadar LGBT bukanlah penyimpangan, melainkan bagian alami dari spektrum identitas manusia.
Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Aku Manusia Enam Setengah Tahun
Dunia yang dulu menindas mereka, kini perlahan membuka pintu menuju kesetaraan.
Perjalanan masih panjang. Tetapi satu hal yang pasti: dalam sejarah manusia, yang terus bergerak adalah kesadaran. Dan kesadaran selalu menuju ke arah yang lebih inklusif.
-000-
Baca Juga: Puisi Satrio Arismunandar: Kekayaan Sejati Denny JA
Sejarah sering kali hanya mengabadikan nama besar dan peristiwa megah, meninggalkan mereka yang tak bersuara dalam kelam.