DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Menyerukan Kebenaran dan Keadilan

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

10 Pesan Spiritual Yang Universal dari “Agama Warisan Kultural Milik Kita Bersama” (2)

ORBITINDONESIA.COM - Di Kota Madinah, Tahun 628 Masehi.

Angin malam berembus lembut di Madinah, membawa aroma pasir dan doa-doa yang mengalun di langit. Di bawah rembulan yang menggantung di atas Masjid Nabawi, seorang wanita tua menangis lirih. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Hak Asasi Manusia Sebagai Filter Tafsir Agama Era Artificial Intelligence

Namanya adalah Khansa, seorang ibu yang kehilangan empat putranya dalam medan perang. Namun, air mata Khansa bukanlah tangis kesedihan. 

Itu adalah air mata penerimaan dan kebanggaan. Putra-putranya gugur bukan demi kekuasaan atau balas dendam, melainkan karena mereka berdiri di sisi kebenaran dan keadilan.

Ketika Nabi Muhammad mendengar kabar duka itu, beliau mendatangi Khansa. Di tengah keheningan, Khansa berkata, “Ya Rasulullah, aku tidak menangis karena kehilangan. (1)

Baca Juga: Catatan Denny JA: Komunitas Agama dan Spiritual di Era Artificial Intelligence

Aku menangis karena hatiku bergetar oleh keadilan Allah yang ditegakkan. Putra-putraku berjuang bukan untuk dirinya sendiri, tetapi demi membela kaum yang tertindas.”

Air mata Khansa adalah simbol keberanian dan pengorbanan. Ia tidak hanya kehilangan anak-anaknya, tetapi ia memenangkan sesuatu yang lebih besar: tegaknya kebenaran dan keadilan di muka bumi. 

Kisah Khansa adalah cermin universal yang memantulkan pesan spiritual dari banyak ajaran agama dan prinsip-prinsip filsafat besar sepanjang sejarah.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Peta Jalan Agama di Zaman Artificial Intelligence

-000-

Halaman:

Berita Terkait