DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: 10 Pesan Spiritual Universal, Realitas Itu Bersifat Spiritual

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Fisika klasik, sejak Newton, menggambarkan dunia sebagai mesin besar yang bergerak sesuai hukum deterministik.

Namun, fisika kuantum membuka pintu menuju dunia yang lebih misterius. Ini dunia di mana kesadaran tampaknya berperan dalam membentuk kenyataan.

Pada level subatomik, partikel menunjukkan perilaku gelombang dan partikel secara bersamaan hingga diamati. Dalam eksperimen double-slit, elektron bergerak seperti gelombang hingga diamati, kemudian berubah menjadi partikel yang terlokalisasi.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Agama Sebagai Warisan Kultural Milik Kita Bersama

Fenomena ini dikenal sebagai kolaps fungsi gelombang, dan inti perdebatan ini membawa fisikawan ke kesimpulan mengejutkan: kesadaran pengamat berperan dalam membentuk realitas.

Eugene Wigner, pemenang Nobel Fisika, dalam bukunya Symmetries and Reflections, menyatakan bahwa kesadaran adalah elemen penting dalam proses kuantum.

Baginya, realitas hanya mengambil bentuk definitif ketika disadari oleh pengamat yang sadar. Pandangannya menggugah refleksi bahwa realitas fisik berakar pada kesadaran—sebuah entitas spiritual yang melampaui materi.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Hak Asasi Manusia Sebagai Filter Tafsir Agama Era Artificial Intelligence

Namun, dalam laboratorium yang sama, para ilmuwan masih berdebat:

Apakah kesadaran memang pencipta realitas, ataukah ia sekadar penonton dalam teater kuantum yang absurd?

Fisikawan Bohr mengingatkan: “Jangan terburu memeluk mistisisme, alam semesta mungkin hanya bermain teka-teki dengan logika kita.”

Baca Juga: Catatan Denny JA: Komunitas Agama dan Spiritual di Era Artificial Intelligence

Di sini, sains dan spiritualitas berbisik dalam bahasa yang sama: bahwa realitas adalah misteri yang tak sepenuhnya terjangkau, dan kerendahan hati adalah jembatan menuju kebijaksanaan.

Halaman:

Berita Terkait