DECEMBER 9, 2022
Buku

Buku Timothy Bond Ungkap Pentingnya Kekuatan Penangkalan Terhadap Serangan Musuh

image
Pesawat pembom jarak jauh B-52 (Foto: Youtube)

Timothy M. Bond, et al. What Role Can Land-Based, Multi-Domain Anti-Access/Area Denial Forces Play in Deterring or Defeating Aggression? Santa Monica: RAND Corporation, 2017. Tebal: 159 halaman.

ORBITINDONESIA.COM - Kekuatan anti-access/area denial (A2/AD) memiliki peran penting dalam strategi peperangan modern. Amerika Serikat, sebagai negara adidaya, kini harus melihat kenyataan bahwa negara-negara lain pesaingnya juga mengembangkan kekuatan A2/AD yang signifikan. Sehingga ini bisa membatasi ruang manuver kekuatan militer AS.

Tak heran, jika RAND Corporation lalu menerbitkan laporan hasil kajiannya, terkait kekuatan A2/AD ini. Konteks penerbitan buku ini adalah rasa was-was AS melihat bangkitnya China, sebagai kekuatan ekonomi dan militer global.

Baca Juga: China Beri Perhatian Khusus untuk Penyelesaian Laut China Selatan dan Judi Online di ASEAN

China sedang berusaha membangun tatanan regional dan internasional, yang meningkatkan status dan pengaruhnya. Ini sesuatu yang menjadi pendorong strategis utama bagi China, untuk menguasai Taiwan dan Laut China Timur dan Laut China Selatan.

Ada ambisi teritorial dan aspirasi China, untuk memiliki pengaruh regional yang lebih besar. Maka, potensi krisis dan konflik tertinggi di Pasifik barat terletak pada perselisihan antara China dan para negara tetangganya, yang bisa meningkat menjadi konflik bersenjata.

Karena komitmen keamanan AS kepada sekutu-sekutunya di kawasan itu, konflik yang melibatkan China dan sekutu-sekutu AS hampir tak terhindarkan akan melibatkan militer Amerika Serikat pada tingkat tertentu.

Baca Juga: China Pantau Perkembangan Penangkapan Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte

Tujuan militer China adalah meningkatkan penekanan pada bagaimana melawan kemampuan AS, yang datang untuk membantu sekutu-sekutunya di Kawasan Pasifik barat. Untuk itu, Tentara Pembebasan Rakyat China telah memulai program modernisasi yang ambisius.

Program militer China ini terus-menerus mengerahkan kekuatan A2/AD yang tangguh. Termasuk kemampuan A2 (anti-access), yang membatasi kemampuan pasukan lawan untuk memasuki area operasional. Juga, kemampuan AD (area-denial) yang menurunkan kemampuan angkatan udara dan kekuatan laut lawan untuk beroperasi atau bermanuver secara bebas.

Dalam buku ini, dikatakan bahwa Rusia juga merupakan tantangan A2/AD bagi AS dan para sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Dalam waktu 60 jam atau kurang, pasukan Rusia mampu mengalahkan pasukan yang saat ini ditempatkan di negara-negara Baltik.

Baca Juga: China, Rusia, Iran Bertemu di Beijing Bahas Masalah Nuklir

Pasukan NATO berlomba untuk memperkuat negara-negara Baltik, yang harus dilewati dalam jangkauan pasukan A2/AD Rusia, terutama di Kaliningrad.

Halaman:

Berita Terkait