DECEMBER 9, 2022
Internasional

China Beri Perhatian Khusus untuk Penyelesaian Laut China Selatan dan Judi Online di ASEAN

image
Kapal perang China. China terlibat sengketa dengan sejumlah negara ASEAN terkait Laut China Selatan (Foto: Global News)

ORBITINDONESIA.COM - China memberikan perhatian khusus untuk penyelesaian masalah dengan negara anggota ASEAN terkait Laut China Selatan maupun perjudian daring (online) yang terjadi di kawasan Asia Tenggara.

"Selama setahun terakhir, dengan upaya bersama China dan negara-negara ASEAN, situasi di Laut Cina Selatan tetap damai dan stabil, dan masih menjadi wilayah laut teraman dan tersibuk untuk navigasi dan penerbangan global," kata Menteri Luar Negeri Wang Yi dalam konferensi pers tahunan di Beijing, Jumat, 7 Maret 2025.

Konferensi pers tersebut merupakan bagian dari rangkaian sidang parlemen China "Dua Sesi" pada 4-11 Maret 2025 yang membahas soal kinerja pemerintah China pada 2024 dan rencana kerja pemerintah untuk 2025.

Baca Juga: Menlu China Wang Yi Tegaskan ASEAN sebagai Komunitas Masa Depan, Saling Dukung Dalam Suka dan Duka

"China dan Indonesia sudah menandatangani dokumen konsensus antarpemerintah tentang pengembangan maritim. China dan Malaysia telah meluncurkan dialog bilateral tentang isu-isu maritim. China juga telah mencapai dialog kelembagaan terkait maritim dengan pihak-pihak terkait di Laut China Selatan," kata Wang Yi menambahkan.

Sementara terkait ketegangan antara China dan Filipina, China menyebut ada pihak luar yang ikut mencampuri kawasan.

"Setiap kali Filipina melakukan sesuatu di laut, ada 'naskah' yang ditulis pihak luar, 'pertunjukan' itu disebarkan oleh media Barat, dan dramanya itu-itu saja dengan tujuan untuk mencemarkan nama baik China," ungkap Wang Yi.

Baca Juga: Menlu China Wang Yi: Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Langgar Piagam PBB dan Norma Internasional

Namun, Wang Yi menyebut saat ini masyarakat tidak lagi tertarik untuk menonton pertunjukan yang sama berkali-kali.

"China akan terus menjaga kedaulatan teritorial dan kepentingan maritimnya sesuai dengan hukum. Saat mengelola Ren’ai Jiao and Huangyan Dao, kami juga mempertimbangkan kondisi sebenarnya dengan semangat kemanusiaan, tapi apa yang ingin saya jelaskan sesungguhnya adalah pelanggaran dan provokasi mendapatkan konsekuensi sendiri," kata Wang Yi.

Terdapat perbedaan nama pulau karang yang disengketakan beberapa negara Asia Tenggara dengan China. China menyebut terumbu karang sebagai Ren'ai Jiao sedangkan Filipina sebagai "Second Thomas Shoal". Di sana Filipina sengaja mengaramkan bekas kapal perang BRP Sierra Madre sebagai "markas terapung".

Baca Juga: Menlu China Wang Yi: Perang di Timur Tengah Ungkap Kemunafikan Amerika Serikat Dalam Isu HAM

Adapun Huangyan Dao disebut sebagai Karang Scarborough yaitu satu-satunya pulau yang muncul ke permukaan air di antara Kepulauan Zhongsha (Macclesfield Bank).

Halaman:

Berita Terkait