Catatan Denny JA: 10 Pesan Spiritual Universal, Realitas Itu Bersifat Spiritual
- Penulis : Krista Riyanto
- Minggu, 30 Maret 2025 16:45 WIB

Seperti benang halus yang merajut keberagaman, Tauhid, Dharma, dan Logos hadir sebagai cara manusia menyebut hukum kosmis yang mengatur semesta.
Dalam Islam, Tauhid adalah pengakuan mutlak atas keesaan Tuhan. “Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa.” (QS. Al Ikhlas: 1).
Dalam Yahudi dan Kristen, monoteisme tertulis dalam seruan Shema: “Tuhan itu Esa.” (Ulangan 6:4)
Baca Juga: Catatan Denny JA: Agama Sebagai Warisan Kultural Milik Kita Bersama
Dalam Hindu, Brahman melampaui semua bentuk, menjadi satu realitas tertinggi di balik semua wujud. “Semua jalan menuju kepada-Ku.” (Bhagavad Gita 4:11).
Buddha memperkenalkan Dharma, hukum semesta yang mengatur keteraturan hidup. “Dharma adalah hukum universal yang melampaui segalanya.” (Dhammapada 183).
Khonghucu mengenal Tian, langit yang mengatur segalanya dalam diam.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Hak Asasi Manusia Sebagai Filter Tafsir Agama Era Artificial Intelligence
Stoisisme mempercayai Logos, akal ilahi yang menjadi blueprint semesta. “Hidup sesuai dengan alam adalah hidup sesuai dengan kehendak Logos.” (Marcus Aurelius, Meditations 4.3)
Aneka agama besar dan filsafat Stoisisme mengirimkan pesan yang sama: manusia itu makhluk spiritual. Alam semesta dipenuhi energi spiritual. Ada yang tak sepenuhnya terjangkau tuntas dan habis oleh inderawi manusia, yang disebut spiritual itu.
-000-
Baca Juga: Catatan Denny JA: Komunitas Agama dan Spiritual di Era Artificial Intelligence
Setiap ajaran di atas mengajak manusia melihat dirinya bukan sebagai pusat segalanya, tetapi sebagai bagian dari orkestra semesta yang bergerak dalam satu harmoni ilahi.