DECEMBER 9, 2022
Puisi

Cerpen Rusmin Sopian: Sujud Terakhir Sang Jagoan

image
Ilustrasi sujud sang jagoan (Foto: Gramedia)

“Ini sudah memasuki bulan puasa, Bro. Usia kita sudah tak muda lagi. Kadang kalau terpikir, aku terus terang, malu dengan segala perbuatanku selama ini, Bro. Sudah saatnya aku mengakhirinya. Sudah waktunya aku mengakhiri semua itu,” ujarnya.

“Alhamdulillah, Bro. Sampai jumpa nanti malam ya di masjid,” ujarku sembari meninggalkan rumah Matjago.

Malam itu, cahaya purnama menerangi alam raya. Cahaya indahnya menjadi penghantar para warga kampung kami menuju masjid untuk melaksanakan Salat tarawih pertama di bulan penuh pengampunan ini. 

Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Kisah dari Koran Bekas 

Dan saat hendak memasuki halaman masjid, dari kejauhan kulihat, Matjago sudah ada dalam masjid. Badan kekarnya dan berambut gondrong, yang menjadi ciri khasnya sehingga amat mudah mengenalinya. Kulihat Matjago amat khusuk. Kepalanya terus menunduk dan menunduk. 

Pak Imam masjid kampung kami telah mengakhiri salat tarawih malam pertama di bulan suci ini. Semua warga kampung mulai meninggalkan masjid. 

Di dekat pintu samping masjid, tepatnya di dekat pintu keluar kiri, seorang jemaah masih bersujud. Lama sekali. Menyaksikan kondisi ini, dan setelah bersepakat, akhirnya para jemaah yang belum pulang dari masjid, mendatanginya. 

Baca Juga: Rusmin Sopian: Amanah Publik untuk Kesejahteraan Publik

Dan saat pak imam masjid kampung membangunkannya, tubuh lelaki itu langsung roboh ke sajadah.

“Matjago!” ucap pak imam masjid dengan nada suara terkaget bercampur ketidakpercayaan, saat tahu lelaki yang roboh di dalam masjid itu adalah Matjago.

“Innalillahi wa innalillahi rojiun. Beliau sudah wafat. Mari kita doakan beliau agar segala amal baiknya di terima di sisi Allah. Dan diampuni segala dosa-dosanya,” sambung pak imam masjid kampung kami sembari di sambut koor "amin" dari jemaah yang ada di masjid. 

Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Robohnya Rumah Pejuang

Sementara aku masih melongo menatap tubuh Matjago yang terbujur kaku di atas sajadah. Sama sekali tak percaya. Ya, aku sama sekali tidak percaya melihat tubuh Matjago terbujur kaku di atas sajadah. Seolah-olah sedang tidur pulas. 

Halaman:

Berita Terkait